SWARA KAMU – Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang penyebarannya sangat cepat, saat ini telah menjadi pandemi yang menjangkiti ribuan orang di seluruh belahan dunia. Benua Asia yang merupakan awal penyebaran wabah Covid-19 yaitu China, Korsel, Singapura, India, dan termasuk Indonesia. Benua Eropa diantaranya Italia, Spanyol, Inggris dan masih banyak lagi. Benua Amerika yaitu Amerika Serikat juga merasakan dampak yang serius dari wabah Covid-19. Kondisi ini juga mempengaruhi pada hampir semua sektor kehidupan mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, bahkan kegiatan keagamaan. Hal ini menjadi tantangan global yang membutuhkan tindakan nyata dari semua pihak agar Covid-19 cepat berakhir.
Konsep Smart City
Kota cerdas (smart city) adalah sebuah konsep kota yang mampu melayani masyarakat yang berada di dalamnya dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi operasional, berbagi informasi dengan publik, dan meningkatkan kualitas layanan pemerintah dan kesejahteraan warga negara.
Secara umum, misi kota cerdas adalah bagaimana sebuah kota dapat mengoptimalkan fungsinya sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup warganya menggunakan teknologi pintar dan analisis data. Jadi, pada dasarnya sebuah kota bisa disebut sebagai kota pintar jika sudah terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu dalam proses tata kelola dan operasional sehari-hari. Integrasi teknologi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, membagikan informasi kepada publik, hingga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat ataupun meningkatkan kesejahteraan warganya.
Tinjauan Konsep Smart City menghadapi Pandemi Covid-19
Penyebaran Covid-19, jika dikaitkan dengan bagaimana konsep kota cerdas yaitu seberapa mampu konsep tersebut menjawab permasalahan pandemi ini, tentunya dengan dukungan semua pemangku kepentingan ditambah lagi dengan mekanisme yang jelas dan dapat mengimplementasikan dengan benar konsep kota cerdas.
Konsep dasar kota cerdas adalah konektivitas atau dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT) sebagai salah satu buah dari konektivitas sebagai salah satu dasar terciptanya kota cerdas. IoT adalah sebuah jaringan dari berbagai obyek yang dilengkapi elektronik, perangkat lunak, sensor, dan konektivitas internet, yang memungkinkan obyek itu mengumpulkan dan bertukar data.
Untuk itu, konektivitas diperlukan sekali dalam penanganan Covid-19 ini, pemerintah dapat melakukan kolaborasi dengan berbagai lembaga baik negeri atau swasta, terutama dengan perencana kota dan media sebagai mitra yang memberi informasi valid dan juga komprehensif terhadap Covid-19.
Dengan teknologi, konsep samart city mampu merepresentasikan semua informasi terkait Covid-19 kepada seluruh masyarakat serta bagaimana strategi efektif untuk mengatasi Covid-19 ini.
Belajar dari Korsel (Bagaimana Strategi Smart City Tangani Pandemi Covid-19?)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji strategi Pemerintah Korsel dalam menangani Covid-19, baik dalam menahan laju penyebarannya maupun perawatan pasien terinfeksi. Rasio sembuhnya pun mencapai 48%, sedangkan tingkat kematiannya hanya 1,5% pada 27 Maret.
Strategi yang diambil Pemerintah Korsel berbeda dengan dengan kebijakan isolasi atau lockdown seperti halnya yang diterapkan sejumlah negara, seperti Tiongkok di Wuhan, Italia, dan Spanyol. Korsel justru mengambil langkah yang melibatkan partisipasi penuh masyarakat. Langkah yang kemudian disarankan agar diterapkan ke sejumlah negara yang kasusnya meningkat tajam.
Dikutip dari Cyberthreat.id, penerapan konsep smart city menjadi salah satu strategi dalam penanganan pandemi Covid-19. Konsep tersebut telah dijalankan oleh Pemerintah Korsel dengan menerapkan sistem yang terintegrasi dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan menggunakan infrastruktur rekaman kamera pengintai (CCTV) untuk mendapatkan data hingga transaksi kartu kredit pasien yang terkenan Covid-19.
Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah di Korsel dalam mengirimkn data peringatan secara real time melalui sms, aplikasi dan online tentang jumlah kasus Covid-19 yang sudah terkonfirmasi. Informasi yang dikirimkan termasuk riwayat perjalanan dari mereka yang terinfeksi. Hal ini sudah dilakukan sejak pekan kedua Maret 2020.
Aplikasi ‘Karantina Mandiri’ yang dikembangkan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel memungkinkan mereka yang dikarantina tetap bisa berhubungan dan bersosialisasi terutama untuk tujuan sosial. Aplikasi ini juga menggunakan GPS untuk melacak lokasi para pasien dan memastikan mereka tidak melanggar perintah karantina.
Pejabat setempat mengatakan aplikasi ini tidak wajib dan panggilan telepon tetap menjadi opsi/pilihan.
Sebelumnya, pada 11 Februari 2020, Korea Selatan merilis aplikasi Corona 100m (Co100) yang pada 10 hari pertama diunduh oleh jutaan pengguna. Aplikasi ini memperingatkan pengguna ketika mereka berada dalam jarak 100 meter dari lokasi yang dikunjungi oleh orang yang terinfeksi serta tidak memberikan detail alamat.
Dengan menggunakan aplikasi tersebut, pengguna dengan mudah menghindari lokasi yang berpotensi berbahaya tanpa perlu memeriksa riwayat perjalanan mereka yang terinfeksi.
Sementara itu, website CoronaMap yang bernama Coronaita menunjukkan riwayat perjalanan pasien COVID-19 yang dikonfirmasi dan berfungsi ‘seperti mesin pencari’ untuk informasi tentang daerah yang terkena CoronaVirus. Sayangnya pendekatan ini memicu beberapa kekhawatiran tentang kelebihan informasi dan pelanggaran privasi atau pengawasan terhadap pasien corona.
Tidak hanya sampai disitu, Pemerintah Korsel juga terus berinovasi dengan mengembangkan sistem baru yang dikembangkan bersama oleh Kementerian Sains dan TIK, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi, dan KCDC, sistem ini memungkinkan berbagai data tentang pasien Covid-19 dikonfirmasi untuk segera dianalisis dan diberikan kepada peneliti kesehatan.
Pemerintah Korsel juga membuka data tentang ketersediaan masker dan alat kesehatan lainnya di tengah kekurangan dan antrian panjang nasional. Data tentang masker yang dijual melalui saluran publik telah disiapkan dan disediakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, dan perusahaan kecil dan menengah.
Selain itu, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan TIK mencatat pentingnya kerja sama publik-swasta untuk mengelola situasi Covid-19. Namun, opsi kerjasama ada tantangan dari raksasa seperti Apple dan Google yang juga mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyebaran informasi virus corona melalui aplikasi.
Tantangan Penerapan Konsep Smart City di Indonesia
Konsep kota pintar sudah dilaksanakan hampir di seluruh belahan dunia. Sebagai contoh di Asia Pasifik, India telah mengumumkan niatnya untuk mengubah 100 kotamadya dengan misi kota cerdas, lebih dari 500 kota di Cina telah memulai transformasi cerdas mereka sementara Jepang dan Korea sudah membanggakan proyek kota cerdas.
Sementara itu, di Asia Tenggara, Singapura sudah mengembangkan visi Negara Cerdas yang diluncurkan pada 2014, dan pada 18 Maret 2020 dana investasi ASEAN-Australia senilai US$23 juta diumumkan untuk mendukung kota-kota pintar di Asia Tenggara.
Bagaimana dengan Indonesia?, pemerintah telah mencanangkan gerakan menuju 100 smart city di Indonesia. Saat ini sudah 74 Kota/Kabupaten yang telah mendapat bimbingan teknis dalampenerapan smart city. Sejak tahun 2014,  implementasi smart city di Indonesia sendiri mengalami berbagai kendala, mulai dari infrastruktur penunjang yang belum memadai, kesiapan pemerintah setempat, hingga masyarakat sendiri yang belum mampu memanfaatkan teknologi digital secara maksimal.
Sejalan dengan itu, beberapa kota besar di Indonesia sudah mulai mengadopsi konsep smart city. Diantarnya Jakarta sebagai ibu kota negara telah menerapkan konsep smart city yang terkenal dengan nama Jakarta Smart City. Kota besar lainnya adalah Surabaya diantaranya dengan penerapan teknologi seperti e-Health yang merupakan aplikasi pendaftaran di puskesmas maupun rumah sakit. Bandung juga telah menerapkan konsep smart city diantaranya dengan peluncuran portal terintegrasi yang berisi semua layanan dan informasi terpadu. Pastinya dengan terus mengembangkan dan menerapkan inovasi sehingga konsep smart city dapat melayani seluruh masyarakat.
Selain dari pihak pemerintah, pihak swasta juga ikut berpartisipasi membantu mewujudkan konsep smart city di Indonesia. Saat ini ada Matakota yang membantu masyarakat ataupun pemerintah memasukkan beragam informasi seperti kemacetan lalu-lintas, bencana alam, tindak kriminal, maupun informasi anak hilang. Ada juga Qlue yang memungkinkan masyarakat di berbagai kota menyampaikan keluhan terkait kondisi fasilitas umum.
Menghadapi wabah Covid-19, pemerintah memilih pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sesuai UU 6/2018. Selain itu pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Perppu tersebut memberikan fondasi bagi pemerintah, otoritas perbankan dan otoritas keuangan untuk melakukan langkah luar biasa dalam menjamin kesehatan masyarakat. Terkait dengan hal itu, pemerintah memutuskan menambah pembiayaan APBN 2020 untuk menangani Covid-19 dengan total anggaran Rp 405,1 triliun.
Dalam menghadapi Covid-19, berbagai upaya terus dilakukan. Terbaru, pemerintah telah menyiapkan sistem informasi dan teknologi berupa perangkat lunak atau aplikasi untuk melacak sebaran penularan Covid-19. Sistem ini terintegrasi dengan data terpadu lewat aplikasi Bersatu Lawan Covid-19. Masyarakat dapat mengakses sistem tersebut melalui laman covid19.go.id.
Sistem ini dapat mengintegrasikan input data dari laboratorium, puskesmas, rumah sakit serta dinas kesehatan dengan pendampingan TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daaerah, Badan Intelijen Negara dan jajaran Komunikasi dan Informasi daerah. Selain itu, sistem ini juga menampilkan riwayat persebaran penyakit sejak awal pandemi dengan menampilkan informasi tentang data terkonfirmasi sembuh, terkonfirmasi meninggal, jumlah yang dirawat di setiap provinsi serta persebarannya serta menampilkan grafik khusus jenis kelamin serta daftar penyakit penyerta yang banyak diderita pasien Covid-19.
Beberapa daerah lain juga berinovasi dengan membangun berbagai sistem informasi dalam penanganan Covid-19, diantaranya di Jawa Timur adalah Grup Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang. Sistem informasi berbasis web yang dikembangkan bernama Simerona, merupakan sistem informasi yang dapat digunakan masyarakat untuk menghindari zona merah atau daerah bahaya yang terpapar Corona Covid-19 di Jawa Timur.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga mengembangkan aplikasi berbasis adroid dan IOS. Aplikasi ini dikembangkan untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Melalui aplikasi ini masyarakat bisa melapor apabila mengalami atau menemukan orang terdekat, mengalami gejala Covid-19.
Tentunya juga daerah-daerah lain di Indonesia juga berinovasi melalui sistem informasi yang bertujuan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19. Berbagai sistem informasi dan aplikasi juga dibangun pihak swasta dalam penanganan Covid-19 ini. Sayangnya belum semua sistem informasi dan aplikasi yang dibangun belum menjadi sistem terpadu yang terintegrasi dengan data pusat yaitu Gugus Tugas Percepatan Percepatan Penanganan COVID-19.
Lantas, bagaimana menerapkan konsep smart city dalam menghadapi Covid-19 di Indonesia?
Dalam penerapan konsep smart city, terdapat beberapa unsur yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah Smart Government. Konsep smart government menyangkut salah satu unsur penting perkotaan, yaitu badan/instansi pemerintahan yang dikembangkan berdasarkan fungsi teknologi informasi agar dapat diakses oleh yang berkepentingan secara efektif dan efisien.
Penerapan konsep smart city seharusnya dapat membantu penanganganan Covid-19, karena dengan biaya yang cukup besar diharapkan dapat menjangkau ke seluruh bagian lapisan masyarakat terutama daerah-daerah yang terindikasi Covid-19. Seharusnya tidak ada kepanikan publik apalagi pemerintah, jika teknologi informasi dapat diakses masyarakat dan mendapat asupan informasi yang berkualitas dari pemerintah.
Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat adalah kunci utama keberhasilan penanganan Covid-19. Sayangnya, dari berbagai survey terlihat bahwa sebagian mayarakat belum terbiasa dengan aturan pebatasan yang diberikan pemerintah. Begitu juga terhadap teknologi informasi sebagain besar masyarakat belum melek terhadap kebutuhan aplikasi yang telah dibangun pemerintah. Faktanya, masih banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan yang telah disampaikan. Banyak informasi yang belum diserap dengan baik di masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus mempunyai manajemen publik yang baik agar isu yang diterima publik dapat dielaborasi sehingga tidak menjadi kebingungan mengenai tidak jelasnya informasi kasus Covid-19 yang masuk dari berbagai media dan menjadi konsumsi masyarakat setiap hari tanpa mencernanya terlebih dahulu.
Teknologi juga harus dapat memantau sejauh mana efektivitas imbauan Pemerintah ini dilaksanakan oleh masyarakat. Hal ini dapat dilakukan pemerintah dengan bekerjasama dengan operator seluler yang ada di Indonesia untuk mengamati pergerakan masyarakat, tentunya tanpa menembus ranah privasi seseorang. Berdasarkan berbagai penelitian, pengguna telepon genggam di Indonesia melebihi jumlah penduduk yang ada, sehingga bisa dikatakan bahwa hampir semua penduduk di Indonesia memiliki ponsel.
Dengan kata lain bahwa, dengan penerapan konsep smart city dalam menghadapi Covid-19 ini mampu memberikan pelayanan akses data dari perangkat pribadi. Untuk keperluan penangangan Covid-19, pelacakan data pribadi diperlukan namun dalam batasan tertentu serta memiliki tujuan yang jelas hal ini untuk menjaga agar Covid-19 tidak menyebar, seperti memperingatkan dan mengisolasi orang yang mungkin telah terpapar Covid-19. Maka, smart city menjadi salah satu solusi untuk penanganan Covid-19 dimana peran teknologi dapat digunakan untuk kebaikan bersama, terutama untuk tujuan kesehatan masyarakat.
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.Â
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!