SWARA DARI AMAR BANK – Kartu kredit sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan, nggak sedikit masyarakat yang mengandalkan kartu kredit sebagai bagian dari pengelolaan keuangannya. Kini kedudukan kartu kredit mulai memiliki pesaing yaitu layanan paylater. Lalu, pilih mana antara kartu kredit vs paylater?
Paylater sendiri dikembangkan dalam bentuk aplikasi online, bukan bentuk fisik seperti kartu kredit. Paylater memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan barang yang ingin dibeli, tetapi dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.
Bahkan paylater juga menawarkan pinjaman uang sehingga sangat bersaing dengan kartu kredit. Tawaran untuk menggunakan paylater pun kini semakin banyak.Â
Keuntungan dan Kekurangan Kartu Kredit vs Paylater
Lalu apakah kamu tergiur menggunakan layanan ini meskipun sudah memiliki kartu kredit? Sebelum kantong kamu jebol karena harus membayar cicilan kartu kredit dan paylater sekaligus, ada baiknya kamu simak apa keuntungan dan kerugian keduanya.
1. Bunga yang dibebankan
Seperti yang sudah para pengguna kartu kredit tahu, besaran bunga kartu kredit sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu maksimal 2,25% saja. Sehingga pengguna kartu kredit bisa menikmati promo bunga di bawah 2,25% bahkan ada yang hingga 0% bagi merchant yang sedang bekerja sama dengan pihak bank yang mengeluarkan kartu kredit. Asalkan, masih dalami tempo pembayaran bunga kartu kreditnya.
Sedangkan layanan paylater, hingga saat ini belum ada aturan mengikat berapa jumlah bunga maksimal yang boleh dibebankan kepada pengguna. Jadi, masing-masing penyedia layanan ini memiliki jumlah bunga yang berbeda-beda.
Misalnya, Gojek PayLater yang mematok bunga sebesar Rp25 ribu per bulan, OVO PayLater 2,9% per bulan, Kredivo 0-2,9% per bulan, atau Traveloka PayLater 2,14-4,78% per bulan. Jika kita lihat daftar bunga, kartu kredit memiliki bunga maksimal yang lebih rendah.
2. Tenor cicilan yang bisa dipilih
Pilihan tenor cicilan yang lebih fleksibel biasanya diminati oleh pengguna karena setiap pengguna memiliki kebutuhannya masing-masing. Tenor yang lama misalnya, disukai pengguna yang ingin agar pengeluaran cicilannya rendah meski harus dibebani cicilan dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan tenor yang singkat, disukai oleh orang-orang yang nggak ingin berlama-lama memiliki utang.
Kartu kredit sendiri memiliki masa tenor yang bervariasi, mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 18 bulan, hingga 24 bulan. Sedangkan paylater sebenarnya juga nggak jauh berbeda.
Namun, di paylater kamu bisa memilih tenor terendah mulai dari 1 bulan, dan selanjutnya 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan. Kamu tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja soal tenor cicilan ini.
Baca juga: Pahami Cara Kerja Perhitungan Skor Kredit Agar Pengajuan Pinjaman Diterima
3. Biaya lain yang dibebankan
Selain bunga, kartu kredit dan paylater sama-sama memiliki tambahan biaya lain yang dibebankan kepada pengguna. Kartu kredit memiliki biaya tahunan (annual fee) yang harus dibayarkan pengguna setiap tahunnya dengan besaran yang berbeda-beda tergantung bank penyedia kartu kredit serta pilihan layanan kartu kredit yang dipilih. Besaran biaya tahunan untuk kartu kredit berkisar antara Rp125 ribu sampai Rp1 juta per tahun.
Sementara untuk paylater, beberapa penyedia mengenakan tarif khusus sesuai dengan pemakaian. Seperti OVO PayLater yang membebankan penggunanya biaya sebesar 5% dari nilai transaksi dan Kredivo yang membebankan biaya sebesar 1% dari nilai transaksi.
Dari kedua perbandingan ini, kamu perlu menghitung seberapa sering menggunakan kartu kredit atau paylater untuk bertransaksi agar bisa memilih mana yang paling menguntungkan untuk digunakan.Â
Selain biaya lain-lain, jangan lupakan juga denda yang dibebankan kepada pengguna jika terlambat membayarkan cicilan yang jumlahnya berbeda-beda setiap kartu kredit dan paylater.
Baca juga: Jaga Skor Kredit OJK Agar Pengajuan Pinjaman Tetap Lancar, Begini Caranya!
4. Tips bijak menggunakan kartu kredit vs paylater
Baik kartu kredit maupun paylater, keduanya merupakan produk berupa utang yang harus kamu bayar dengan bunganya. Agar keuangan nggak jadi kacau, kamu perlu bijak dalam memanfaatkan kedua layanan ini dengan cara fokus menggunakan layanan tersebut hanya untuk berbelanja barang yang sudah kamu tentukan saja.
Abaikan setiap tawaran promo jika kamu merasa nggak membutuhkan barang yang dipromosikan, dan batasi jumlah kartu kredit maupun layanan paylater yang kamu gunakan agar tagihan nggak menumpuk.
Lebih baik kartu kredit vs paylater?
Sebenarnya, pilihan antara kartu kredit dan cicilan paylater tergantung pada situasi keuangan dan tujuan keuangan individu.
Kartu kredit menawarkan kemudahan melakukan pembelian tanpa harus membawa uang tunai. Alat transaksi ini juga program hadiah yang dapat memperoleh poin atau cashback atas pembelian.
Namun, kartu kredit juga punya suku bunga tinggi dan penalti untuk keterlambatan pembayaran, yang dapat menyebabkan utang jika tidak dikelola dengan baik.
Sementara Paylater, di sisi lain, memungkinkan kamu untuk melakukan pembelian dan membayarnya dengan mencicil selama periode waktu tertentu.
Ini dapat bermanfaat bagi kamu yang perlu melakukan pembelian besar tetapi tidak memiliki dana yang tersedia di awal. Namun, paylater juga punya suku bunga dan biaya, yang dapat bertambah seiring waktu.
Pada akhirnya, pilihan antara kartu kredit dan paylater tergantung pada disiplin keuangan dan kemampuan untuk mengelola utang.
Jika kamu memiliki riwayat pengeluaran berlebihan atau berjuang untuk melakukan pembayaran tepat waktu, kartu kredit mungkin bukan pilihan terbaik.
Di sisi lain, jika seseorang mampu mengelola keuangan secara bertanggung jawab dan memiliki rencana untuk melunasi utang, salah satu opsi dapat bermanfaat.
Itulah seluk-beluk kartu kredit vs paylater dalam penggunaannya sehari-hari. Semoga dengan adanya kemudahan yang ditawarkan nggak membuat kamu menjadi lebih boros dalam menggunakan uang, ya.