SWARA – Setiap pasangan yang sudah menikah, tidak ada satupun yang menginginkan adanya perceraian di tengah bahtera rumah tangga yang sedang dijalani. Mereka pasti berusaha menciptakan suasana keluarga yang harmonis dan juga menyenangkan saat di rumah.

 

Namun, kini banyak pasangan muda yang memilih bercerai sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan di bahtera rumah tangga mereka. Walau sudah memiliki anak, mereka tetap memilih jalan tersebut untuk segera mengakhiri permasalahan yang sedang dihadapi.

 

Hal ini tentunya bisa berdampak pada kondisi psikis dari anak-anak mereka. Menjadi seorang anak dari keluarga broken home bukanlah hal yang mereka inginkan. Terkadang, mereka belum siap untuk menerima keadaan tersebut di umur mereka yang belum matang.

 

Terlebih, sikap lingkungan atau masyarakat sekitar terhadap anak dari sebuah keluarga broken home yang terkadang membuat psikis dari anak tersebut menjadi down.

 

Artikel Terkait: Ragam menarik tentang keluarga

  1. 8 Cara Rahasia Bahagiakan Orang Tua dengan Sederhana
  2. Bagaimana Cara Memulai Pekerjaan yang Nggak Direstui Orang Tua?
  3. Intip Tips Merawat Anak Meskipun Orang Tua Berbeda Keyakinan

 

Tapi, tahukah kamu kalau keluarga broken home tidak selalu membawa dampak negatif? Ya, salah satu contohnya adalah Azka Corbuzier, anak dari seorang influencer Deddy Corbuzier dan Kalina Oktarani. Ia adalah salah satu contoh anak yang mampu bangkit dan berprestasi walaupun besar dari keluarga yang telah terpisah. Azka memperoleh prestasi menjadi lulusan terbaik di antara seluruh siswa di sekolahnya.

 

Maka dari itu, masih banyak hal positif lainnya yang bisa kamu petik walau kamu berada di sebuah keluarga yang sudah terpisah atau bercerai. Nah, berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu ambil manfaatnya:

 

1. Kamu bisa menjadi orang yang lebih ikhlas

 

Tentunya kamu akan menjadi orang yang lebih ikhlas setelah menghadapi sebuah perpisahan. Kamu terpaksa untuk berhadapan dengan situasi yang membuatmu harus memilih salah satu dari dua pihak sebagai tempat bernaung, dan konsekuensinya adalah harus ikhlas meninggalkan satu pihak yang lain.

 

Hal ini bukan berarti kamu benar-benar berpisah, hanya saja kamu tidak bisa lagi tinggal bersama-sama keduanya dalam satu tempat yang sama.

 

2. Perpisahan bukan berarti bermusuhan

 

Mau bagaimanapun, berpisah bukan berarti harus bermusuhan. Ketika sepasang mantan suami istri telah berpisah, usahakan jangan sampai ada permusuhan di kemudian hari. Terlebih jika keluarga tersebut sudah memiliki anak. Mereka harus memikirkan bagaimana mengurus anak secara bersama-sama dari dua tempat yang berbeda.

 

Hal tersebut hanya dapat dilakukan jika kedua belah pihak masih memiliki hubungan yang sangat baik.

 

3. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting

 

Salah satu faktor yang paling sering menjadi alasan perceraian adalah komunikasi. Hal ini sangat vital dan berpengaruh terhadap jalannya sebuah hubungan. Keterbukaan dan juga kejujuran sangat dibutuhkan di antara pasangan. Ketika komunikasi tidak bisa dijaga dengan baik, rentan terjadi keretakan di antara kedua belah pihak.

 

Maka dari itu, kamu sebagai anak, bisa belajar bahwa menjaga komunikasi dengan pasangan adalah hal mutlak yang harus dijaga. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keharmonisan di sebuah hubungan rumah tangga.

 

Artikel Terkait: Fakta menarik tentang kehidupan berkeluarga

  1. Tips Jitu Libatkan Suami Jelang Masa Kehamilan, Siap Jadi Orang Tua Terbaik
  2. Kalimat yang Harus Dihindari para Orang Tua dalam Mendidik Anak
  3. Sandwich Generation, Ini Strategi Bagi Kamu yang Harus Rawat Anak dan Orang Tua Sekaligus!

 

4. Lebih bisa menghargai dan memahami orang lain

 

Kamu sebagai anak biasanya akan paham, apa masalah yang telah terjadi di keluargamu yang mengakibatkan orang tuamu akhirnya bercerai. Pasti ada sebuah kesalah pahaman ataupun prinsip yang sudah tidak bisa dipersatukan lagi.

 

Dengan kondisi tersebut, harusnya kamu bisa mengambil sebuah pelajaran penting. Pelajaran tersebut adalah saling menghargai dan juga memahami pasanganmu. Dua kepala yang disatukan dalam sebuah biduk rumah tangga, pasti akan muncul perbedaan dalam banyak hal. Tidak ada satupun orang yang benar-benar memiliki pemikiran yang sama dengan orang yang lain. Maka dari itu, kamu harus bisa mengerti dan memahami pendapat orang lain.

 

Keempat hal di atas seharusnya bisa kamu ambil dan petik untuk menjadi pelajaran dan dapat diaplikasikan saat kamu memiliki seorang pasangan, baik suami maupun istri. Jadikanlah semua pelajaran tersebut menjadi pedoman saat kamu membina hubungan rumah tangga, agar keluargamu tetap harmonis dan menyenangkan di setiap harinya.