SWARA- Pernikahan saja memerlukan persiapan nikah, tentu LDR atau Long Distance Relationship juga perlu strategi khusus. Kuncinya saling percaya dan selalu berpikir kreatif. Kunci itulah yang selalu saya pegang saat menjalani hubungan jarak jauh dengan pasangan. Demi menjaga hubungan sekaligus agar rencana pernikahan berjalan lancar, kami melakukan hal-hal ini.
Â
Artikel Terkait: Sebelum Menikah, Lebih Baik Hindari Sindrom dan Perhatikan Hal-hal Terkait Pernikahan Lainnya
- Yuk, Kenali Competitive Marriage Syndrom
- Calon Pengantin, Sadari 5 Ciri Competitive Marriage Syndrome untuk Persiapkan Hari Pernikahan Lebih Bahagia
- 7 Hal Penting untuk Mempersiapkan Pernikahan yang Wajib Diperhatikan
1. Menyediakan waktu luang di luar bahasan pernikahan
Menjalani pernikahan itu bukan perkara enteng. Jauh lebih relaks menjadi tamu undangan daripada jadi pasangan yang disorot oleh tamu undangan dalam resepsi pernikahan. Berbagai tekanan datang bukan hanya untuk pihak perempuan, tetapi juga untuk lelaki. Saya juga merasakan hal itu. Terkadang menjengkelkan ketika membiarkan hati terus gelisah.
Saya dan pasangan pun kemudian berkomitmen untuk menyediakan waktu luang yang diisi dengan hal-hal di luar bahasan pernikahan. Cara ini cukup efektif untuk menjauhkan pikiran ruwet dan hati gelisah gara-gara terus-menerus memikirkan efek samping dari pernikahan. Begitu membahas tentang pernikahan lagi, pikiran sudah siap dan lebih relaks.
2. Menjaga keharmonisan selama berhubungan jarak jauh
Apa hubungan jarak jauh memberi kesempatan untuk tetap romantis dan harmonis? Bisa saja. Setiap pekan sekali, kami mengadakan pertemuan. Inilah cara kami untuk tetap menjaga komunikasi sekaligus keharmonisan dalam hubungan. Kami memang nggak menghendaki sering-sering bertemu. Kualitas hubungan lebih penting dari apa pun.
Sepanjang berhubungan jarak jauh, sebisa mungkin kami menghindari perdebatan dalam bentuk apa pun. Selain menguras energi, saling berdebat itu hanya buang-buang waktu saja. Ketika salah satu di antara kami bersalah, segera dimaafkan. Jadi, nggak ada beban sama sekali. Saya rasa itu bagus demi persiapan menikah.
3. Menyewa jasa vendor
Semasa LDR untuk persiapan nikah, banyak kesibukan yang kami lakukan. Saya memaklumi ketika jatah waktu luang untuk bertemu nggak bisa dimanfaatkan dengan baik. Alasannya karena dia sibuk bekerja di Perusahaan Asuransi, sedangkan saya sibuk kerja di Perusahaan Farmasi. Akhirnya, jalan tengah yang kami tempuh itu dengan menyewa vendor.
Mulai dari make-up, lokasi pernikahan, katering, fotografi, dan lain-lain biarlah vendor yang ngurusin. Kami tinggal atur bujet saja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sisi baiknya, pikiran dan hati kami jadi lebih relaks. Nggak lagi disibukkan dengan persiapan ini-itu karena sudah ditangani oleh orang lain.
4. Susun persiapan pernikahan sematang mungkin
Berhubung tadi sudah menggunakan jasa vendor, maka tugas kami hanya menyiapkan suvenir serta mengatur jadwalnya. Saya mengajukan usul agar tanggal pernikahan dilakukan pada saat libur Hari Raya atau akhir tahun. Untungnya dia setuju. Kebetulan waktu libur di perusahaan dia lebih lama dari perusahaan tempat saya bekerja.
Dengan alasan menikah, saya akan mengajukan cuti beberapa hari ke perusahaan. Jadi, setelah liburan usai, saya dan pasangan tetap bisa melangsungkan acara lain selain menikah, yakni bulan madu ke tempat idaman. Sudah lama sekali kami berkeinginan untuk bulan madu ke pulau-pulau yang agak sepi seperti di Lombok atau Raja Ampat.
Â
Artikel Terkait: Ada Rencana Bulan Madu? Coba Deh ke Pulau-pulau Terbaik Indonesia Ini
- Rekomendasi Paket Honeymoon Murah 5 Jutaan di Vila Bali
- Pilih Paket Honeymoon ke Pulo Cinta Gorontalo 3 Hari 2 Malam, Ini Kiat Suksesnya!
- Rekomendasi Paket Honeymoon ke Pulau Weh dalam 3 Hari 2 Malam
5. Berbagi tugas saat menyiapkan kartu undangan dan suvenir
Walaupun waktu pertemuannya singkat, tetapi rencana untuk bikin kartu undangan serta suvenir harus ada. Kami sepakat, untuk desain kartu undangan diserahkan ke paman yang kebetulan seorang desain grafis. Sedangkan untuk suvenir, kami berburu ke Yogyakarta. Maklum, kami sama-sama menyukai hal yang berhubungan dengan seni dan budaya.
Setelah masa LDR hampir selesai dan mendekati momen pernikahan, saya menatap wajahnya lama-lama. Entah kenapa menjelang pernikahan, wajah dia tampak lebih bersinar daripada sebelumnya. Saat tersenyum, bercanda, maupun saat bertingkah manja. Saya suka sekali dengan ekspresi semacam itu. Saya yakin kalau ini semua pertanda baik dari persiapan nikah kami.