SWARA – Saya menyadari pola perilaku saya ketika kuliah dengan saat sudah bekerja sangat berbeda. Salah satunya adalah soal mengatur keuangan. Saya sangat yakin bukan saya saja yang merasakannya, bisa jadi kamu juga.
Hal ini terjadi karena memang kondisi yang berbeda yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemasukan. Idealnya ketika sudah memiliki penghasilan sendiri maka kemampuan keuangan harusnya menjadi lebih baik.Nah, sadar nggak kalau ada kebiasaan yang harus diubah untuk mengelola keuangan.
1. Mengurangi kebiasaan foya-foya
Saat masih kuliah, jika menginginkan sesuatu saya hanya bisa meminta uang pada orang tua dan sisa dari uang beasiswa. Selebihnya, saya harus kerja part time yang penghasilannya pun nggak seberapa. Ketika benar-benar memasuki dunia kerja dan mendapatkan penghasilan lumayan, saya pun merasa jadi lebih gampang dalam mengeluarkan uang.
Jika sebelumnya saya harus menahan keinginan memiliki suatu barang, sekarang lebih loyal dan mudah dalam mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang. Awalnya saya pikir hanya saya saja yang mengalaminya, tapi ternyata banyak orang di sekitar saya juga mengalaminya.
Artikel terkait: Hal yang harus diperhatikan karyawan pemula tentang keuangan
- Ini 6 Kesalahan Pekerja Pemula dalam Mengelola Keuangan
- 5 Hal Perlu Diperhatikan Karyawan Pemula dalam Memilih Produk Inklusi Keuangan
- Aman Secara Finansial Sebelum Umur 27 Tahun? Lakukan 5 Kebiasaan Ini Dari Sekarang!
Menurut saya, sah-sah saja kalau mau bersenang-senang. Tapi saya harap, kamu nggak terjebak dalam masa ini. Jika terlalu lama terlena dalam masa ini hanya akan membuat lupa untuk menabung. Jika terjadi suatu hal yang mengharuskanmu keluar dari pekerjaan, kamu pun menyesal karena hasil bekerja selama ini nggak ada bentuk materinya.
2. Menambah pos pengeluaran
Merasa memiliki kemampuan lebih baik, saya pun mencoba menaikkan kualitas kehidupan. Saya yakin kamu pun demikian, hanya saja berbeda bentuk. Beberapa orang di luar sana akan mengikuti hobi-hobi yang mengeluarkan uang seperti nge-gym, karaoke, menaikkan kualitas tempat nongrkrong, mulai mengoleksi barang-barang branded, dll. Saya sendiri memilih menambah pos hiburan berupa anggaran untuk nongkrong dan traveling.
Menambah pos pengeluaran boleh saja, sih. Tapi menurut saya, hindarilah pos pengeluaran yang merujuk pada pemborosan. Ketika kamu merasa nggak terlalu membutuhkan dan bukan kebutuhan mendesak, ya jangan mengeluarkan uang untuk itu.
3. Bijaksana mengeluarkan uang
Bulan demi bulan terlewati dalam dunia kerja. Saya pun merasa pekerjaan saya begitu berat. Mau mendapatkan gaji sedikit atau sebanyak apapun, saya jadi sangat sayang menghamburkan uang. Bukankah sekian juta yang masuk rekening adalah tentang bagaiaman saya bertahan dengan jam kera yang nggak wajar dan risiko kerja yang tinggi? Jadi saya pun mulai berhati-hati dalam mengeluarkan uang, di mana saya hanya akan mengeluarkan uang untuk hal yang benar-benar penting dan saya butuhkan.
4. Mengoleksi memori daripada materi
Anggaran foya-foya pun saya pangkas besar-besaran, kecuali anggrana untuk traveling. Kalau dipikir-pikir memang nggak ada salahnya mengeluarkan uang untuk traveling. Dengan semakin sering saya berpergian, pengalaman dan pembelajaan saya pun bertambah.
5. Tertib saat membayar tagihan
Dengan memiliki kemampuan keuangan, memenuhi kebutuhan hidup pun menjadi lebih mudah. Otomatis, dalam membayar tagihan seperti kartu kredit atau auransi kebanyakan orang menjadi lebih tertib. Memasuki dunia pekerjaan, orang-orang mulai melirik kemudahan dan promo dari kartu kredit.
Untuk beberapa orang, kartu ini memang memberikan manfaat. Tapi beberapa orang yang terlanjur boros, kartu ini hanya membuatnya makin kalab belanja. Belum lagi kalau billing bulanan nggak dibayarkan penuh. Yang ada, justru kamu akan tercekik dengan bunga kartu kredit.
Artikel terkait: Buat pengguna kartu kredit pahami ini
- Kenali Ciri-Ciri Penggunaan Kartu Kredit yang Membahayakan Keuanganmu!
- Ingin Punya Kartu Kredit? Pahami Dulu 10 Hal Ini
- Hati-hati dalam Membayar Tagihan Kartu Kredit, Jangan Sampai Salah Strategi!
6. Memberikan pos lebih untuk tabungan
Agar pekerjaan selama ini nggak sia-sia, akhirnya saya mulai berpikir untuk mengalokasikan tabungan. Seenggaknya, saya harus bisa menabung 30-50% dari pendapatan. Saya juga yakin kamu juga mengalokasikan tabungan dari gajimu.
7. Menabung untuk investasi
Saya menyadari, masa peralian dari mahasiswa ke pekerja ini adalah masa emas. Kenapa? Ini adalah masa di mana saya masih produktif dan kebetulan belum memiliki tanggunan kebutuhan. Itu artinya ini adalah masa untuk berinvestasi yang tepat. Saya pun mulai mencari alternatif pekerjaan sampingan demi mencapai target investasi.
Itulah perubahan cara pengelolaan keuangan ketika sudah memasuki dunia kerja. Beberapa pernah saya alami dan beberapa lagi dialami oleh orang-orang di sekitar saya. Bagaimana denganmu?