“Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela.”
SWARA – Kalimat di atas adalah isi cuitan Fahri Hamzah lewat akun Twitternya yang menuai reaksi dari netizen pada Januari lalu. Bahkan, cuitan tersebut bahkan ditanggapi oleh Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Haif Dhakiri yang menulis: “Sy anak babu. Ibu sy bekerja mjd TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd Ibu. #MaafkanFahriBu.”
Meski cuitan kontroversial di atas sudah dihapus dan Fahri Hamzah sudah meminta maaf, tak bisa dipungkiri bahwa profesi tenaga kerja Indonesia alias TKI memang masih kerap dipandang sebelah mata di negeri sendiri. Padahal, TKI dijuluki pahlawan devisa bukanlah tanpa sebab.
Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri
Berdasarkan data Bank Indonesia yang dikutip dari Katadata.co.id, pada triwulan III tahun 2016 Malaysia menjadi tujuan utama TKI dengan jumlah TKI mencapai 1,8 juta orang atau mencapai 52% dari total TKI di luar negeri. Angka ini disusul oleh Arab Saudi dengan jumlah TKI 968 ribu atau 27% dari total TKI. Di urutan ketiga, ada Taiwan dengan jumlah 5% dari total TKI atau setara 174 ribu orang.
Tentu, tak semuanya adalah pekerja rumah tangga atau PRT, sebagian dari TKI tersebut merupakan tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kompetensi khusus yang bersertifikat. Pada tahun 2016, TKI dari sektor formal yang berangkat ke luar negeri mencapai 114.171 orang atau 54 persen, sementara dari sektor informal 98.729 orang atau 46 persen.
(Artikel terkait: 5 Kisah Orang Tua Hebat Berpenghasilan Minim Berhasil Antarkan Anaknya Menuju Kesuksesan)
Lantas, berapa devisa yang disumbang TKI ke Indonesia?
Sumbangan devisa dari TKI terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Menurut catatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), besaran remitansi yang diterima dari TKi pada tahun 2015 mencapai USD8,65 miliar atau setara dengan Rp 119,7 triliun. Hingga Oktober 2016, TKI juga membukukan remitansi sebesar Rp 97,5 triliun.
Ini jelas bukan angka yang kecil, mengingat angka penerimaan dari program pengampunan pajak atau tax amnesty per awal tahun ini “cuma” mencapai Rp110 triliun, lho.
Makanya, kehadiran TKI sudah sepatutnya kita apresiasi
Sumbangan devisa yang dikirim TKI ke Indonesia cukup signifikan dalam menggerakkan roda perekonomian dalam negeri. Makanya, nggak berlebihan jika mereka diberi julukan pahlawan devisa.
Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan jumlah TKI dari sektor formal serta meningkatkan kompetensi TKI yang bekerja pada sektor informal agar mereka memperoleh kontrak kerja, penghasilan, serta perlindungan yang lebih baik di luar negeri. Hal ini tentu patut kita dukung sebagai bentuk apresiasi kita terhadap TKI.
(Artikel terkait: Ini 5 Prinsip Kerja Orang Jepang yang Patut Kamu Tiru!)
Kamu juga nggak perlu malu menjadi TKI, kok. Tertarik untuk bekerja di luar negeri sebagai tenaga profesional?
Oh, ya… Sebelum keluar laman ini, jangan lewatkan juga solusi finansial bagi kebutuhan-kebutuhanmu.