SWARA – Walaupun perayaan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober telah lewat tetapi beberapa sosok muda ini masih terus menginspirasi. Ya, mereka nggak cuma menyadarkan generasi muda untuk berkontribusi tetapi memang menunjukkan bukti kerja yang nyata. Dedikasi dan kerja kerasnya patut diacungi jempol dan layak dijadikan teladan.
Nah, mau tau siapa saja sosok muda yang tengah hangat diperbincangkan? Berikut ini 6 pemuda pemudi negeri yang tak habis untuk menginspirasi :
1. Pauzal Bahri, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Kecelakaan motor 12 tahun silam menyebabkan Pauzal Bahri kehilangan kaki dan tak bisa hidup normal. Ia juga mengalami kondisi ekonomi yang terpuruk.Tidak mampu membeli kaki palsu, Pauzal mencoba bereksperimen dan berinovasi dengan membuat kaki palsu dari bahan alami yang dapat ditemukan di sekitar rumahnya.
Perjuangannya membuahkan hasil, Pauzal menemukan bahwa sabut kelapa ternyata dapat menjadi bahan baku yang paling cocok untuk membuat kaki palsunya. Lebih dari 100 kaki palsu yang telah ia buat dan dibagikan secara gratis kepada orang-orang yang membutuhkan. Mulia sekali ya perbuatan Pauzal ini.
2. Anjani Sekar Arum, Malang, Jawa Timur
Berawal dari hobi dan kecintaannya pada batik Indonesia khususnya Batik Bantengan, Anjani Sekar Arum mulai mendirikan sanggar dan galeri batik Anjani di Batu, Malang, Jawa Timur pada tahun 2014 silam. Anjani mengalami lika liku untuk mempertahankan bisnis batiknya. Mulai dari kesulitannya mencari pembatik dengan kualitas bagus, serta keterbatasan dana saat hendak ikut pameran batik.
Kerja kerasnya terbayar, sanggar batiknya kini diikuti oleh 58 anak muda yang ingin meneruskan budaya membatik dan 28 di antaranya aktif menjadi pembatik Bantengan. Anjani mengatakan sanggarnya dapat memproduksi 45 lembar batik per bulannya. Galeri batik ini bahkan sudah mengadakan pameran di Melbourne dan Cekoslovakia, lho! Luar biasa ya!
Artikel terkait: Hobi dan kesukaanmu bisa menghasilkan uang, lho!
- Hobi Filateli, Tidak Cuma Investasi Tapi Bawa Hoki
- Hobi Jalan-jalan Juga Bisa Menghasilkan Uang, Lho! Bagaimana Caranya?
- Ubah Hobi Main Game-mu Jadi Sumber Penghasilan
3. Eman Sulaeman, Majalengka, Jawa Barat
Lahir dengan kondisi difabel tidak semerta-merta membuat Eman Sulaiman menyerah dan tunduk pada keterpurukannya. Eman lahir dengan kaki kirinya yang hanya sampai paha dan kaki kanannya hanya sampai betis. Namun kecintaannya pada olahraga sepakbola tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi atlet. Lewat latihan keras dan dedikasi yang tinggi, Eman diminta untuk menjadi penjaga gawang pada ajang street soccer Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Inggris. Melalui turnamen sepak bola yang diikuti 48 negara tersebut, Eman mendapatkan penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik. Ternyata, keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi anak muda Indonesia bisa terus berprestasi.
4. Jamaluddin, Gowa, Sulawesi Selatan
Desa Kanreapia yang terletak di Gowa, Sulawesi Selatan, adalah daerah yang memiliki taraf ekonomi yang cukup baik, karena penghasilan utama Desa Kanreapia yang disokong oleh sektor pertanian cukup maju.
Namun, penduduk desa ini memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah, rata-rata penduduknya tidak menamatkan pendidikan sekolah dasarnya setelah kelas dua SD, sehingga menyebabkan pernikahan dini juga begitu marak terjadi pada Desa Kanreapia.
Berlatar dari masalah tersebut, salah seorang pemuda setempat yang bernama Jamaluddin mendirikan Rumah Koran, tempat di mana setiap orang dari segala kalangan dan usia bisa datang untuk belajar membaca, mencari informasi, pengetahuan, dan berdiskusi melalui koran-koran yang dikumpulkan. Berkaca lewat perjuangan Jamaluddin, ternyata ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memerangi rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya tingkat putus sekolah di Indonesia.
5. Ronaldo Asto Dadut, Tambolaka, Nusa Tenggara Timur
Setelah diminta untuk menjemput 15 korban perdagangan manusia atau human trafficking yang sudah diculik dan disekap selama tiga bulan, Ronaldo Asto Dadut, atau biasa dipanggil Asto mendirikan kelompok “J-Ruk” yang merupakan singkatan dari “Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan” di pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Bersama dengan kelompok tersebut, Asto sudah memberikan penyuluhan dan pembekalan tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan serta pencegahan praktik perdagangan manusia. Asto juga memiliki berencana untuk mendirikan rumah singgah yang aman untuk anak-anak di Nusa Tenggara Timur.
Dengan kelompok dan penyuluhan ini, Asto berharap bahwa daerah Nusa Tenggara Timur tidak lagi kental dengan stigma tempat subur praktik perdagangan manusia.
Artikel terkait: Pemuda-pemudi sukses Indonesia
- Puteri Indonesia dan Segudang Prestasinya Untuk Indonesia
- Wah, 5 Putra Indonesia Ini Ternyata Punya Keahlian yang Disegani hingga Luar Negeri!
- Kenalan Yuk dengan 5 Kartini Muda Ini
6. Raafi Jaya dan Suprihatin, Pati, Jawa Tengah
Memanfaatkan potensi daerah Pati sebagai penghasil tepung tapioka atau tepung singkong, Raafi Jaya dan Suprihatin ingin berusaha mendaur ulang limbah kulit singkong. Ia melihat limbah pabrik sebanyak 10 ton yang setiap bulannya terbuang dan jadi sampah.
Setelah melakukan riset secara berkala, Raafi Jaya dan Suprihatin berhasil menemukan fakta baru bahwa kulit singkong dan limbah batang pisang dapat digabungkan menjadi komposit, yang dapat menjadi bahan baku industri otomotif, kapal, dan pesawat terbang.
Penemuan Raafi Jaya dan Suprihatin ini dibawa dan dilombakan pada International Young Inventor Project Olympiad di Georgia, Amerika Serikat. Dari perlombaan tersebut, Raafi Jaya dan Suprihatin berhasil meraih medali emas untuk kategori fisika.
Mereka sangat berharap, pemanfaatan limbah singkong dan pisang ini dapat terus diteliti dan nantinya bisa diaplikasikan di Indonesia karena sampai sekarang Indonesia masih mengimpor komposit untuk bahan baku otomotif. Luar biasa ya penemuan pemuda-pemuda ini!