SWARA – “Sukses itu pilihan. Sukses itu dibangun dari pola pikir!”
Ini sih, jargon-jargon yang sering banget saya dengar di seminar-seminar motivasi. Klise? Ya. Tapi ya, memang benar adanya. Kalau dipikir-pikir, persepsi mempengaruhi aksi, dan aksi menentukan hasil. Ya, kan?
Saya akui bahwa membangun dan menjaga pola pikir adalah salah satu tantangan terbesar yang sedang dan akan saya hadapi seumur hidup.
Ya sih, yang namanya khawatir, ragu, dan deg-degan dan merasa struggle banget itu, pasti. Kondisi ini nggak akan jadi masalah besar jika kamu sudah memiliki tameng dan alat tempur yang tangguh dengan pola pikir yang sehat.
Saya pun masih dalam tahap belajar kok. Nggak gampang membangun pola pikir yang sehat dan konstruktif. Tapi, selama nawaitu memperbaiki diri, pasti bisa kok!
Baiklah. Berdasarkan hasil instropeksi diri sembari bertanya pada Google, menurut saya ini dia 5 pola pikir yang bisa menghambat kesuksesan.
1. Nggak berani mulai karena rendah diri dan merasa nggak pantas
Merasa bahwa kamu nggak cukup baik untuk si dia, bisa jadi. Merasa bahwa kamu nggak cukup mampu untuk merintis bisnis kue hanya gara-gara baru kenal oven, itu lain soal. Rendah diri itu pola pikir yang nggak baik. Bisa mematikan gairahmu eksplor hal-hal baru dan bikin kreativitasmu melempem.
Kasus di diri saya sendiri misalnya. Sebagai seorang yang nggak kepikiran jadi entrepreneur di tengah-tengah orang yang menggebu-gebu buka bisnis, saya jadi bertanya-tanya juga sih, kok bisa saya beda sendiri? Setelah ditelusuri, ternyata saya ini kurang percaya diri.
Cara mengatasinya? Coba deh, dilihat lagi kenapa bisa-bisanya kamu merasa nggak mampu. Apakah karena ucapan seseorang? Karena trauma masa lalu? Jawabannya bisa membantumu menemukan jalan terbaik untuk memompa kembali rasa PD.
Artikel terkait: Supaya Lekas Meraih Kesuksesan, Hindari Kebiasaan Berikut!
- Hindari Kebiasaan Buruk yang Bisa Menunda Kesuksesan Berdasarkan Golongan Darahmu
- 8 Kebiasaan yang Harus Kamu Hilangkan Jika Ingin Sukses
- Bekerja dari Rumah, Lebih Produktif atau Menghambat Kesuksesan?
2. Terlalu cepat puas dan merasa ‘berkecukupan’
Baru mencapai level tertentu dan sudah merasa nyaman, kamu pun memutuskan untuk settled. Pilihan aman, tapi ini berarti kamu nggak akan tahu sebenarnya seberapa hebat potensi dirimu kalau nggak melangkah ke level selanjutnya, kan?
Coba, seandainya para atlet-atlet dunia merasa sudah cukup dengan angka-angka yang ia torehkan sekarang. Nggak ada tuh namanya record-breaking. Jika para saintis dan ilmuwan merasa cukup dengan hanya mobil tenaga bensin, kapan atuh kita akan melihat mobil hybrid terbang dengan tenaga matahari? Hehehe.
Intinya sih, ubah pola pikirmu dari yang biasa-biasa saja, menjadi ‘lebih’. Oh, ingat. Lebih bukan berarti harus melampaui orang lain ya. Yang terutama adalah dirimu esok hari harus ‘lebih’ dari dirimu yang sekarang. Begitu.
3. Nggak berani ambil risiko alias takut gagal
Apa sih di dunia ini yang nggak berisiko? Hidup pun ada risikonya lho ya. Kematian. Rasa sakit. Pun kalau mau sukses, ya kudu berani ambil risikonya. To name some: Rasa capek. Rugi. Gagal. Kecewa.
Jujur saja, salah satu skill yang saya pelajari dari 25 tahun hidup adalah risk-taking alias berani ambil risiko. Contohnya? Tiga tahun lalu saya ambil risiko datang bawa badan sebatang ke Jakarta padahal belum dapat kerja. Nggak punya saudara. Duit modal bertahan hidup dari orang tua pun nggak seberapa. Hunian cuma punya kenalan sesama orang daerah di asrama milik pemerintah. Hehehe.
Tapi, alhamdulillah risiko terlunta-lunta di belantara ibukota nggak kejadian. Sekarang sudah dapat pekerjaan di perusahaan idaman dengan penghasilan lumayan. Hahaha.
Saya paling sering dengar celetukan orang-orang di kampung yang bilang: “Gila. Anak perempuan berani ya sendirian ke Jakarta?”
Ingat anak muda:
“Everything great in life requires a little bit of risk to make it happen!”
(“Segala kehebatan di hidupmu itu pasti akan butuh bumbu-bumbu risiko jika ingin kesampaian!”).
4. Baper mendengar pendapat orang lain
Mendengarkan dan memahami opini orang itu berbeda dengan meng-iya-kan kemudian menjadi bahan pikiran. Ya, orang boleh komentar. Tapi, bukan berarti semua yang mereka lontarkan harus kamu ‘tangkap’. Terkadang, bahkan lebih seringnya, biarkan saja jatuh. Ibarat kata, anjing menggonggong kafilah berlalu lah.
Bayangkan, jika seandainya kamu terlalu baper dengan ucapan tetangga yang bilang bahwa jurusan Seni Rupa Murni yang kamu ambil itu futureless alias mau jadi apa sih kelak? Well, siapa juga yang tahu kalau kelak kamu bisa ‘seberuntung’ Reza Afisina yang karyanya mejeng Museum Guggenheim?
Satu hal yang harus kamu ingat, kamu nggak bisa memuaskan semua pihak. Nggak peduli apapun yang kamu pilih, netizen akan ngomen! Hahaha. Btw, kamu pun jangan menjadi bagian dari netizen yang cuma bisa komentar itu ya!
Artikel terkait: Nggak Ada Short-Cut Menuju Kesuksesan
5. Merasa segala sesuatunya sulit, jadi gampang menyerah
Kecuali kalau keberlangsungan hidupmu harus ditopang dengan mesin ventilator, hidup itu nggak sulit-sulit amat kok. Pun kalau ingin sukses.
Kalau ingi meraih kesuksesan di bisnis clothing line, nggak berarti harus dimulai dengan mesin jahit Singer keluaran terbaru dengan harga di atas Rp 5 juta itu kan? Ingin punya, tapi nggak ada duit.
Terus merasa “Ah, sulit banget nggak ada ini nggak ada gitu gimana bisa mulai?” Lantas playing victim dengan menyalahkan keadaan. Mahal lah, susah dicari lah. Padahal ya kan bisa dimulai dengan peralatan yang sudah ada. Udah tahu belum ada duit, malah memaksakan diri.
Hmm, kan gemas ya? Hahaha. Mending cepat-cepat instropeksi diri, deh. Jangan-jangan, yang bikin susah itu datang dari dalam kepalamu saja?
Satu hal perlu kita selalu ingat. Nggak ada sejarahnya kesuksesan diraih oleh mereka yang punya lima pola pikir di atas. Orang-orang kaya dan sukses yang saya kenal dan cerita hidupnya saya baca, beberapa mengakui pernah memiliki pola pikir di atas, sebelum akhirnya tercerahkan jiwa dan pikirannya. Hehe. Jadi kamu pun harus mau dan mampu mengubah pola pikir jika ingin sukses, ya!
Artikel ini akan saya tutup dengan satu quotes cerminan mind set saya yang cenderung nggak ngoyo dan let it flow. Eh, bahkan jadi signature e-mail kantor, lho. Hahaha.
“Nature does not hurry, yet everything is accomplished.”
Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.
Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp 2-15 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-15 bulan. Yuk, Ajukan pinjamanmu di sini sekarang!
WINNY WITRA MAHARANI