SWARA – Kadang suka merasa sayang melihat barang bekas seperti botol air mineral, kertas bekas skripsi (he-he-he), dan botol kaca bekas minuman yang terbuang sia-sia. Malahan, seringnya menjadi tempat debu di kos karena hanya saya simpan selama bertahun-tahun tanpa menyentuhnya sama sekali.

 

Sebenarnya sudah ada sih niat untuk memanfaatkannya, tapi masih bingung bagusnya dibuat apa ya? Karena saya tahu sebenarnya barang bekas ini bisa banget dijadikan ladang bisnis! Bukankah sekarang memang sedang tren bisnis limbah dengan konsep Go Green?

 

Awalnya, saya terinspirasi oleh seorang teman yang memulai bisnis limbah kertas. Bahkan saya sudah membeli salah satu produknya yaitu notebook daur ulang. Sampai sekarang bisnis limbah kertas ini masih berjalan, meski hanya menjadi kerja sambilan saja. Katanya, lumayan untuk menambah uang jajan sekaligus menjalankan hobi.

 

Kalau dipikir-pikir lagi, bisnis limbah ini memang banyak untungnya. Dengan modal sedikit dan keterampilan, kamu bisa menyulap barang bekas menjadi rupiah. Bahan utamanya sendiri merupakan limbah yang nggak lagi terpakai, sehingga kamu nggak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkannya.

 

Bahkan kalau produkmu sudah memiliki nama di masyarakat, maka uang akan datang dengan sendirinya! Lumayan juga nih, kamu bisa mendapatkan penghasilan sembari menyelamatkan bumi untuk anak cucu.  He-he.

 

Kira-kira, bisnis limbah apa saja ya yang bisa dibidik? Kalau kamu masih bingung untuk memulainya, cek saja 5 inspirasi bisnis limbah, modal kecil banyak untung ini, yuk!

 

1. Miniatur alutsista dari limbah ban bekas

Jika ban motormu bocor dan harus diganti di bengkel, jangan lupa untuk meminta ban bekas itu untuk dibawa pulang. He-he. Kalau saya sendiri, seringnya memanfaatkan lembaran ban bekas itu untuk tali.

 

Memakainya untuk tali pengikat adalah cara paling sederhana dalam pemanfaatan ban bekas. Namun, kalau kamu mau lebih serius lagi, ban bekas bisa dibuat kerajinan yang bernilai jual tinggi. Di antaranya adalah mengolahnya jadi miniatur Alutsista (Alat utama sistem pertahanan).

 

Ide kreatif pembuatan miniatur alutsista ini dicetuskan oleh seorang wirausahawan asal Semarang bernama Muhammad Santoso. Ia sukses mengubah ban bekas menjadi miniatur pesawat capung hingga robot Transformer.

 

Dalam wawancaranya bersama Viva.co.id, Muhammad Santoso Rahawa menuturkan bahwa modal bisnis ini sangat sederhana. Di antaranya adalah ban bekas, lem, dan tentunya kreativitas yang tinggi. Ban yang telah dicuci bersih, lalu dipotong-potong kecil mengikuti pola yang sudah kamu buat sebelumnya.

 

Misalnya, kamu ingin membuat miniatur pesawat tempur, maka gambar dulu polanya baru diterapkan pada ban. Setelah itu baru dirakit sesuai pola dan jangan lupa dilem untuk merekatkan antar bagian. Memang butuh ketelatenan ekstra tinggi agar mendapatkan hasil yang sempurna dan rapi. Karena makin rapi dan mirip dengan bentuk asli, harga jualnya juga akan tinggi.

 

Satu miniatur pesawat dalam ukuran kecil bisa kamu jual seharga Rp100 hingga Rp300 ribu. Wah, lumayan juga kan? Hitung saja kalau dalam sebulan kamu bisa membuat empat miniatur dengan harga jual Rp300 ribu, maka kamu sudah dapat penghasilan kotor sebesar Rp1,3 juta tiap bulannya. Dan satu yang perlu ditekankan, pendapatan ini kamu dapatkan dari bisnis ban bekas.

 

Jika bisnismu sudah punya nama dan peluang pasar makin besar, kamu pun bisa meningkatkan produksi dengan merekrut karyawan. Jadi omzetmu bisa terus bertambah setiap bulannya!

 

Artikel terkait: Tips dalam berbisnis

  1. Bikin Bisnis bareng Pacar? Ini 4 Hal yang Harus Kamu Waspadai
  2. Ingin Buka Kedai Kopi Sendiri? Ini 5 Hal yang Perlu Dipersiapkan!
  3. Ibu Rumah Tangga yang Hobi Belanja Murah Bisa Coba Usaha Ini

 

2. Pot kayu dari limbah serbuk kayu

 

Ini nih yang tengah jadi primadona di dunia berkebun Indonesia. Karena hobi saya adalah berkebun, saya selalu tahu info terbaru berkaitan dengan media tanam, benih, hingga jenis pot yang unik-unik. Nah, salah satu yang mencuri perhatian saya adalah Boneka Potty! Boneka Potty ini adalah sebuah pot mini yang terbuat dari limbah pemotongan kayu.

 

Dulunya, serbuk dari kayu yang digergaji hanya dimanfaatkan untuk media tanam bahkan dibakar menjadi abu. Ternyata, serbuk kayu ini bisa dibuat menjadi pot dengan bentuk binatang. Penggagas ide cemerlang dan pemegang hak paten Boneka Potty ini adalah Nurfinayati yang sudah memulai bisnis sejak tahun 2009 lalu. Disarikan dari Peluangusaha.kontan.co.id, keinginannya untuk mengedukasi anak-anak mengenai dunia bercocok tanam, akhirnya terpenuhi dengan lahirnya Boneka Potty ini.

 

Beberapa hal yang perlu kamu siapkan untuk memulai bisnis ini adalah serbuk kayu bekas limbah pemotongan kayu, benih tanaman seperti padi dan rumput, serta media tanam. Nantinya, kamu bisa membuat serbuk kayu ini menjadi boneka yang memiliki lubang di bagian atasnya. Karena segmentasi pasar adalah anak-anak, kamu bisa memilih karakter binatang atau kartun yang tengah populer saat ini.

 

Bermodalkan Rp1-2 juta, kini usaha Nurfinayati sudah beromzet Rp20 juta-Rp80 juta tiap bulannya. Rinciannya, Boneka Potty ini dijual mulai dari Rp10 ribu hingga Rp80 ribu dan dalam sebulan memproduksi seribu hingga dua ribu pot.

 

Nggak salah jika pot unik ini laku keras. Selain anak-anak, orang dewasa juga membelinya untuk suvenir pernikahan. Ide bagus juga nih, karena saya berencana akan menggunakan green souvenir saat menikah kelak. Dan tentunya nggak jauh-jauh dari dunia berkebun. He-he.

 

3. Perabotan rumah tangga dari limbah kaca

 

Limbah kaca adalah jenis limbah yang paling sulit untuk didaur ulang. Bahkan kalau saya mau menjualnya ke tukang rongsokan pun mereka sering menolak. Karena memang mengolah limbah kaca memang cukup riskan. Jika kurang hati-hati, pecahan-pecahan kaca tersebut bisa melukai tangan.

 

Tapi bukan berarti nggak bisa dimanfaatkan, lho. Karena ternyata, limbah kaca bisa dijadikan perabotan rumah tangga, seperti aneka vas bunga, cermin, tempat tisu, hingga mozaik kaca. Untuk memulai bisnis ini, kamu cukup menyiapkan modal untuk memberi peralatan, yaitu mesin amplas dengan harga sekitar Rp1 juta. Sementara untuk kaca, karena berupa limbah jadi nggak perlu menyiapkan bujet untuk membelinya.

 

Setelah serpihan kaca dihaluskan dengan amplas, kamu bisa merakitnya menjadi berbagi barang. Butuh kemampuan dan ketelatenan untuk membuat pernak-pernik dari limbah kaca ini. Karena cukup sulit untuk membuatnya, sampai saat ini masih sedikit orang yang terjun pada bisnis limbah kaca. Padahal, keuntungan yang dihasilkan sangat menjanjikan.

 

Contohnya, pengerajin limbah kaca asal Yogyakarta yang menjadi pemilik Surya Citra Mozzaic. Dilansir dari Finance.detik.com, ia menyebutkan bahwa tantangan bisnis ini adalah sedikitnya sumber daya manusia. Sehingga sulit untuk meningkatkan jumlah produksi. Meski begitu, bisnis yang sudah digelutinya selama 7 tahun terakhir ini memiliki omzet yang menggiurkan.

 

Dulunya, ia hanya memiliki omzet Rp2 juta tiap bulannya. Sekarang omzetnya sudah mencapai Rp10-12 juta rupiah! Pantas saja omzet ini terus meningkat, melihat pemasarannya saja sudah sampai ke luar negeri. Malaysia, Tiongkok, Spanyol, dan Jerman adalah beberapa langganan tetap pemasaran pernak-pernik kaca dari Surya Citra Mozzaic ini.

 

4. Tas dari limbah bungkus deterjen

Kerja keras dan kreativitas komunitas Trashion ini sungguh menginsiprasi nih. Sering melihat limbah rumah tangga seperti bungkus deterjen dan pelembut yang dibuang begitu saja, lahirlah ide untuk mengolahnya menjadi barang yang punya nilai ekonomis. Pilihan itu pun jatuh pada pembuatan tas dari plastik deterjen dengan tagline “From waste to Style”.

 

Pencetus komunitas Trashion, Herianti Porsi Simarmata, awalnya tergabung dalam program Green &Clean yang fokus dalam pemilahan sampah. Saat itu, ia menjumpai kenyataan bahwa bungkus plastik deterjen nggak laku dijual sampai menumpuk. Akhirnya, ia mencari akal untuk mengolahnya agar bisa terpakai. Dan munculah ide untuk membuat tas dari limbah deterjen ini.

 

Plastik yang sudah bersih kemudian dijahit sesuai dengan pola berbagai jenis tas, dompet, tempat pensil, payung, hingga koper beroda. Inilah modal utama yang diperlukan yaitu sumber daya manusia yang bisa menjahit. Karena terbilang sulit, menjahit plastik ini butuh waktu yang lama. Sehingga memengaruhi harga jualnya.

 

Harga jual masing-masing barang cukup beragam. Paling laris adalah tas tote yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp110 ribu. Harga barang akan disesuaikan dengan model dan tingkat kesulitan pembuatan. Namun, semua barang yang dijual Trashion dipatok pada harga mulai dari Rp25 ribu hingga ratusan ribu. Pastinya sangat menguntungkan kalau mengingat modal utamanya hanya dari bekas bungkus desterjen dan pelembut ya.

 

Untuk promosi, kamu bisa memanfaatkan media sosial, website hingga mengikuti bazar. Kelebihan dari mengikuti bazar adalah produkmu bisa dikenal luas hingga mancanegara. Masyarakat luar yang sudah sadar akan konsep ramah lingkungan, tertarik membeli produk-produk dari Trashion. Sehingga mengeluarkan uang lebih untuk membeli barang daur ulang menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.

 

Artikel terkait: Informasi seputar UMKM

  1. 3 Syarat Administrasi yang Sering Dilupakan Calon Pebisnis UMKM
  2. Ini Dia 7 Bisnis UMKM yang Bakal Cepat Balik Modal
  3. Begini 6 Kiat Sukses Mendirikan Usaha Mikro Kecil Menengah

 

5. Funitur kelas ekspor dari limbah kayu

Jika punya potongan kayu dan ranting yang nggak terpakai, jangan buru-buru membakarnya. Siapa tahu, kayu bekas ini bisa dijadikan bahan untuk membuat furnitur rumah tangga dan aneka kerajinan. Kemudian laku dijual dengan harga yang fantastis.

 

Ya, hal itu lah yang dilakukan sebuah bisnis bernama Pangjati Rustic Furniture & Crafts besutan Andra Prasetyo. Hampir 17 tahun lamanya, Andra menekuni bisnis furnitur dan kerajinan dengan berbahan kayu bekas. Kayu bekas mahoni dan jati yang nggak terpakai disulap menjadi kursi, meja, sofa, dan rak meja.

 

Untuk memulai bisnis ini nggak membutuhkan modal besar. Kamu bisa memakai kayu bekas dari pabrik furnitur atau lainnya dan hanya perlu peralatan seperti palu dan gergaji. Dengan begitu, model furnitur yang akan dibuat bisa mengikuti ketersediaan bahan yang kamu miliki.

 

Setelah kayu disortir dari segi kualitasnya, barulah dibersihkan dan dipotong sesuai dengan keinginan. Hingga akhirnya, kayu akan dirakit sesuai dengan desain yang sudah ditentukan lalu dipoles agar lebih menarik.

 

Proses pengerjaan ini bisa berlangsung cepat jika didukung oleh tukang dan karyawan yang memadai. Apalagi kalau kamu ada target ekspor, maka harus memerhatikan kecepatan produksi dan selalu memastikan kualitas furnitur layak go international atau belum.

 

Nantinya, furnitur dari kayu bekas ini bisa kamu jual dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Saat diwawancarai oleh Indotrading.com, Andra menyebutkan bahawa omzetnya bisa mencapai Rp12 miliar pertahun! Wuuih!

 

Nah, bagaimana, sudah ada gambaran bisnis limbah yang ingin kamu coba tekuni? Lima bisnis limbah di atas hanyalah contoh. Kamu bisa mengembangkan bisnis limbah sesuai dengan ketersediaan limbah di sekitarmu dan kebutuhan masyarakat. Yang penting kamu tahu kunci utama dari bisnis memanfaatkan limbah ini,  yaitu inovasi dan kreativitas tinggi. Selamat mencoba!

 

Untuk kamu yang ingin memulai usaha, tapi tabungan untuk modal belum memadai, nggak ada salahnya mengajukan pinjaman uang di Tunaiku, lho.

 

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!

 

Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp 15 juta, lho. Tertarik? Ajukan piinjamanmu di sini!

 


DEWI AYU NURJANAHDEWI AYU NURJANAH