SWARA DARI AMAR BANK – Bagaimana mengukur kesehatan keuangan? Apakah kamu memiliki teman atau kerabat yang memiliki sifat boros dan gila belanja, sampai-sampai dia tak pernah berpikir dua kali dalam mengeluarkan uang? Sebaliknya, apakah kamu memiliki teman yang sangat irit dan memperhitungkan segala sesuatu ketika sedang belanja?

 

Apabila kamu memaknainya secara sekilas, kamu mungkin akan berasumsi bahwa temanmu yang gila belanja tanpa berpikir dua kali tersebut memiliki kondisi finansial yang lebih baik dibandingkan dengan temanmu yang memiliki sifat irit dalam pengeluaran uangnya.

 

Namun ternyata, kamu tak bisa menilai kondisi kesehatan keuangan seseorang hanya dari perilaku belanja saja. Bahkan, meski temanmu yang pertama memiliki pendapatan lebih tinggi dari temanmu yang kedua, hal itu juga tak menjadi tolok ukur kondisi kesehatan keuangan mereka.

 

Kalkulator Finansial Swara
Hitung segala kebutuhan harian kamu dengan Kalkulator Finansial dari Swara. Mulai dari modal bisnis, biaya pernikahan, renovasi rumah, traveling, hingga pendidikan. Klik Banner untuk Mencoba!

 

Apa itu kesehatan keuangan?

 

Kesehatan keuangan simpelnya berarti memiliki kondisi keuangan yang stabil dan sehat. Dalam hal ini, kamu bisa mengelola uang secara efektif, membuat keputusan keuangan yang tepat, dan memiliki rencana untuk masa depan keuangan.

 

Salah satu aspek kunci dari kesehatan finansial adalah ‘membuat anggaran’. Membuat anggaran berarti melacak pendapatan dan pengeluaran, dan mengalokasikan uang untuk prioritas. Hal ini dapat membantu kamu menghindari pengeluaran berlebihan dan memastikan bahwa gaya hidup kamu sesuai kemampuan.

 

Faktor penting lainnya dalam kesehatan finansial adalah menabung. Memiliki dana darurat dapat menjadi pengaman jika terjadi pengeluaran tak terduga atau kehilangan pendapatan. Menabung untuk masa pensiun juga penting, agar masa depan terjamin sehingga kamu bisa nikmati masa tua yang nyaman.

 

Investasi juga dapat menjadi bagian dari kesehatan finansial, karena dapat membantu menumbuhkan asetdari waktu ke waktu. Namun, penting untuk memahami risiko dan membuat keputusan berdasarkan tujuan keuangan dan toleransi risiko kamu.

 

Akhirnya, kesehatan finansial berarti bertanggung jawab dengan utang. Jadi, kamu harus menghindari utang berbunga tinggi, seperti utang kartu kredit, dan melunasi utang sesegera mungkin.

 

Baca juga: Tunaiku, Pinjaman Online Legal dengan Bunga Kompetitif

 

Cara cek kesehatan keuangan

 

Berdasarkan ilmu keuangan, kamu dapat mengukur kesehatan keuangan melalui 5 rumus sederhana ini. Begini penjelasannya!

 

1. Rasio tabungan

5 Indikator untuk Mengukur Kesehatan Keuangan, Yuk Cek dan Hitung!

 

Cobalah kamu buka catatan rekening bank-mu secara keseluruhan, hitunglah aset-aset yang kamu punya baik itu dalam bentuk tabungan ataupun deposito. Setelah itu hasilnya kamu bagikan dengan jumlah pendapatan totalmu dalam setahun lalu kemudian dikalikan dengan 100%. Hasilnya dapat juga disebut dengan rasio tabungan.

 

Rasio tabungan ini bermaksud untuk melihat berapa persen uang yang bisa kamu tabung dalam setiap tahunnya.

 

Contohnya, kamu memiliki aset uang dalam bentuk tabungan dan deposito sebanyak Rp20 juta, kemudian kamu memiliki pendapatan sebanyak Rp100 juta per tahun, maka rasio tabungan kamu adalah (Rp20 juta / Rp100 juta) x 100% = 20%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio tabungan kamu sudah cukup baik, karena untuk masuk ke kategori baik, rasio tabunganmu harus berada di atas 10% setiap tahunnya.

 

2. Rasio kemampuan pelunasan utang

 

Sekarang, coba kamu ingat-ingat cicilan atau utang apa saja yang sampai sekarang masih belum kamu lunasi? Mengukur kesehatan keuangan bisa dengan menjumlahkan cicilan-cicilan per bulanmu seperti contohnya cicilan mobil, cicilan rumah, atau mungkin cicilan smartphone. Setelah itu, kamu bagi dengan pendapatanmu per bulan dikalikan dengan 100%.

 

Sebagai contoh, jumlah cicilanmu per bulan adalah Rp3 juta, sedangkan pendapatanmu dalam satu bulan sebesar Rp8 juta. Jadi rasio kemampuan pelunasan utangmu adalah (Rp3 juta / Rp8 juta) x 100% = 37,5%. Angka ini masih terbilang cukup tinggi karena seharusnya rasio kemampuan pelunasan utang berada di bawah 35%.

 

Baca juga: 8 Cara Belanja Online yang Cerdas, Anti Kalap Saat Promo

 

3. Rasio solvabilitas

 

Rasio solvabilitas salah satu cara mengukur kesehatan keuangan. Digunakan untuk mengetahui persentase risiko kebangkrutan seseorang. Untuk mengetahui apakah suatu orang dapat dikatakan bangkrut adalah ketika orang tersebut memiliki jumlah utang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah total aset yang dia miliki. Persentase rasio solvabilitas didapatkan dengan total kekayaan bersih dibagi dengan nilai total aset.

 

Contohnya, kamu memiliki kekayaan bersih sebesar Rp300 juta, dengan total asetmu sebesar Rp500 juta. Jadi, rasio solvabilitasmu adalah sebesar (Rp300 juta / Rp500 juta) x 100% = 60%. Angka persentase ini masih tergolong tinggi, karena normalnya persentase rasio solvabilitas berada di bawah 50%.

 

Baca juga: 10 Cara Melunasi Utang dengan Cepat Saat Keuanganmu Buruk

 

4. Rasio likuiditas

 

Cara mengukur kesehatan keuangan selanjutnya adalah rasio likuiditas. Rasio likuiditas dipakai untuk mengukur berapa lama waktu kamu dapat bertahan untuk tetap membiayai hidupmu apabila pada suatu waktu terjadi guncangan pendapatan, seperti misalnya pemutusan hubungan kerja atau kecelakaan.

 

Rasio likuiditas dapat dihitung dengan cara total aset berupa tabungan, deposito, atau bentuk aset lainnya dibagi dengan total pengeluaranmu dalam waktu satu bulan.

 

Contohnya, total asetmu adalah Rp150 juta, dan pengeluaranmu tiap bulan adalah Rp6 juta, maka rasio likuiditasmu adalah (Rp150 juta / Rp6 juta per bulan) = 25 bulan. Artinya, aset kekayaanmu dapat menyokong pengeluaranmu selama 25 bulan dalam kondisi kamu tidak bekerja.

 

Baca juga: Cara Menghitung Dana Darurat dengan Pendapatan Tidak Pasti

 

5. Pertumbuhan pendapatan

 

Ternyata, ketika kamu mendapatkan kenaikan gaji, belum tentu pendapatanmu bisa dikatakan meningkat, karena terdapat poin yang harus diperhatikan dalam menghitung pertumbuhan pendapatanmu yaitu persentasi laju inflasi.

 

Contohnya, gaji kamu tahun lalu adalah sebesar Rp7 juta, pada tahun ini kamu mendapat kenaikan gaji sebesar Rp1 juta sehingga gajimu tahun ini adalah Rp8 juta. Bila diasumsikan persentasi inflasi sebesar 6%, cara menghitung pertumbuhan pendapatanmu adalah {[(Rp8 juta – Rp7 juta) /Rp7 juta] x 100%} – 6% = 8%. Berarti, pendapatanmu bertambah sekitar 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Baca juga: Ingin Buka Usaha? Coba Tren 10 Bisnis Kuliner 2023, Pasti Cuan

 

Berkaca dari 5 indikator di atas, apakah kondisi keuanganmu masih tergolong sehat? Jika iya, mari pertahankan kesehatan kondisi finansialmu.

 

Namun bila skormu masih belum baik, kamu bisa melakukan pembenahan di beberapa sektor yang dirasa mampu diperbaiki termasuk meningkatkan jumlah tabungan di Celengan Amar Bank.

 

nabung untung anti buntung celengan amar bank
Nabung Untung Anti Buntung Celengan Amar Bank

 

Di Celengan Amar Bank, kamu bisa memenuhi tujuan keuangan masa depan termasuk memenuhi dana darurat, dana pensiun atau sekedar untuk tabungan liburan atau nonton konser musik. Di Celengan Amar Bank, kamu bisa bisa menikmati bunga tabungan 5,5% per tahun.

 

Tunggu apalagi, yuk buka rekening Amar Bank dengan download aplikasinya di Google Play Store dan App Store sekarang juga!