SWARA – Kawan Tunaiku, tentu kamu memiliki tujuan karier di masa depan. Sayangnya untuk mencapai tujuan tersebut seringkali melalui serangkaian jalan berliku. Untuk mendapatkan pekerjaan impian, terkadang kita harus berada di posisi sulit dan menantang. Dalam kasus ini adalah terjebak pada pekerjaan yang tidak kita sukai.
Menurut Raj Raghunathan, professor marketing dan pakar kebahagiaan di UT Austin, setidaknya ada dua hal yang menyebabkan seseorang membenci pekerjaannya. Pertama, jenis pekerjaan. Mungkin kita bekerja bersama tim yang tidak kita sukai, kita juga merasa tidak sejalan dengan visi misi perusahaan, dan kurang sesuai dengan detil aktivitas dari pekerjaan atau job desc yang diemban. Selain itu, faktor kedua adalah sistem pekerjaan, antara lain jam kerja, tekanan, dan risiko pekerjaan tinggi yang mana tidak sebanding dengan penghasilan bulanan yang diterima.
Nah, maka dari itu, jika Kawan Tunaiku turut merasakan serupa, hal seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Supaya dapat mengatasi kendala ini dengan tepat dan membuat kamu tidak gegabah dalam mengambil sikap, simak dulu apa saja yang harus kamu lakukan kalau akhirnya kamu terlanjur tidak menyukai pekerjaanmu.
1. Kita bisa mulai dengan introspeksi diri
Menurut Dr. Katharine Brooks, direktur Liberal Arts Career Service Universitas Texas, hal yang harus kamu lakukan tentunya assessment. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang membuat kamu tidak menyukai pekerjaan. Apakah rekan kerjanya, job desc-nya, ataukah karena budaya perusahaan yang tidak cocok denganmu? Dengan melakukan assessment, kamu akan menemukan permasalahan sampai sumbernya beserta solusi.
Berangkat dari pengalaman ini tentu kamu akan membuat kriteria pekerjaan yang diinginkan untuk perusahaan selanjutnya. Namun, sembari menunggu pekerjaan lain, perbaikilah situasimu sekarang. Dr Katharine menegaskan untuk jangan pernah resign sebelum kamu mendapatkan penggantinya.
2. Coba kita lihat dari sudut pandang baru
Bisa jadi bukan pekerjaan atau timnya yang salah, justru kamu sendiri yang belum memahami apa-apa tetapi mengambil kesimpulan salah, seperti, “Tidak seharusnya pekerjaan dijalankan seperti ini!” dan itu berimplikasi pada sikapmu di kantor. Misalnya, kamu adalah fresh graduate yang baru saja memasuki dunia kerja dan kaget dengan iklim yang baru ini. Tidak jarang kamu akan berontak dengan bersikap kekanak-kanakkan, cepat mengeluh, dan menyalahkan pekerajan juga tim di dalamnya.
Kamu hanya butuh waktu untuk memahami semuanya. Seiring berjalannya waktu, ubah sikap, pola pikirmu dan cobalah untuk beradaptasi dengan duniamu yang baru. Lambat laun kamu akan paham. Hingga akhirnya, “Oh… ternyata memang seperti ini. Oh iya, betapa kekanak-kanakkannya aku dulu.” He-he-he.
Artikel terkait: Bertahan dan sukses
- Inilah Pentingnya Personal Branding Bagi Kesuksesan Kariermu!
- Hidup Itu Bukan Cuma Mengejar Passion Saja, Berpikir Realistis Juga Perlu!
- 5 Alasan yang Membuat Realitas Hidup Orang Dewasa Tak Semenyenangkan Ekspektasimu Ketika Muda
3. Yang juga harus dilakukan adalah bersyukur
Buat kamu yang pernah membaca buku Young On Top-nya Billy Boen, akan menemukan sub judul ini pada bab pertama. Pada paragraf pembuka kamu langsung akan membaca, “Setiap manusia diberikan pilihan. Namun, pernah ngga kkamu merasa tidak ada pilihan dan harus mengerjakan sesuatu yang tidak kamu suka?”
Billy mengajak pembaca untuk lebih mencintai pekerjaannya. Tidak masalah ketika sudah terlanjur mengambil keputusan untuk bekerja di posisi tertentu. Yang harus kamu lakukan adalah bersyukur.
Kawan Tunaiku, sadarilah bahwa di luar sana masih banyak pengangguran yang menginginkan berada di posisi yang kamu benci sekarang. Jika kamu sudah bisa mensyukurinya, otomatis kamu akan lebih menghargai pekerjaanmu. Selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah memahami apa yang menjadi job desc-mu. Ternyata setelah dipahami, pekerjaan tersebut tidak sesulit yang kamu bayangkan. Efeknya kamu menjadi senang dan menyukai pekerjaanmu.
4. Diskusikan dengan atasan
Siapa pun itu orangnya, nggak akan ada yang bisa membaca pikiranmu. Jika memang merasa kesulitan, jangan bahasakan itu dengan sikapmu di kantor. Diskusikanlah kendala yang kamu alami langsung dengan atasan. Dan beruntunglah kamu ketika atasanmu turut berempati dan membantumu keluar dari kesulitan tersebut. Selamat! Itu tandanya kamu memiliki pemimpin baik yang peduli dengan anak buahnya.
5. Kita bisa membangun zona bertahan kita
Dengan bekerja berarti kita sudah keluar dari zona nyaman. Selanjutnya, bangunlah zona bertahanmu! Ada banyak bahan dasar untuk membangun zona bertahan, Kawan Tunaiku. Mungkin job desc-mu berat. Tekanan pekerjaanmu pun tinggi dan berisiko. Namun, jika kamu diberikan tim yang kompak dan solid, efeknya pasti tidak seburuk yang kamu bayangkan. Bahkan, bisa mengalahkan tekananmu selama ini. Bersama rekan kerja kamu bisa nongkrong di kafe setelah jam pulang kantor, travelling di akhir pekan, mendatangi event di daerahmu, dan melakukan hal-hal seru lainnya..
Hal inilah yang akan membuatmu bertahan walau keadaan semakin sulit dan cukup ampuh untuk bebas stres. Karena seberat apa pun pekerjaan, setinggi apa pun tekanan, pada dasarnya semua itu kembali pada diri sendiri.
Baca juga: Tahukah Kamu Kalau Depresi Bisa Menunda Produktivitasmu?
6. Ingat, jaga profesionalitas!
Namun, jika kamu memang menemukan jalan yang lebih baik dari sekarang dan kemudian merencanakan resign, ingatlah selalu profesionalitas! Merencanakan resign setelah satu tahun, enam bulan, bahkan tiga bulan adalah sah-sah saja. Namun, sembari menunggu hari itu tiba, berikanlah kontribusi terbaikmu. Pahamilah baik-baik SOP dan juga kebijakan perusahaan. Pada akhirnya kamu tidak akan pernah tahu kapan rencana resign-mu tereksekusi.
Bisa saja saking kokohnya zona bertahan, kamu bisa bertahan bertahun-tahun di sana. Dan jika memang demikian, kamu tidak perlu khawatir karena telah memahami pekerjaan dengan baik. Dengan kinerja terbaikmu, bukan tidak mungkin kamu mendapat tawaran di perusahaan yang lebih baik.
Artikel terkait: Milenial dan perkara karirnya
- Gaji Sudah Naik, Kok Masih Aja Berasa Kurang?
- Biar Makin Produktif dan Fokus Kerja, Coba Sambil Dengerin 4 Jenis Musik Ini, Deh!
- 5 Tipe Karyawan Milenial yang Biasanya Ada di Kantor
Pada dasarnya, bekerja di mana pun itu sama. Pasti akan mengalami tantangan baru, tekanan baru, dan hal-hal lain yang tidak kamu dapatkan di zona nyaman. Bangunlah zona bertahanmu sekokoh mungkin. Karena bagaimana kamu bisa bertahan, semua tergantung pada diri sendiri dan zona bertahanmu. Tetap semangat, kita pasti bisa!
Butuh pinjaman tunai tanpa ribet? Ajukan pinjaman tunaimu di sini!