SWARA – Perdebatan antara lebih baik memilih untuk ngekost atau tetap di rumah sepertinya selalu menjadi topik yang perlu dibahas bagi mereka yang harus kuliah dengan kampus jauh dari rumah tapi masih di satu kota. 

 

Saya sendiri dulu, sebenarnya masih bisa bolak-balik ke kampus dari rumah. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk ngekost karena ongkos yang harus saya keluarkan tiap hari jatuhnya lebih mahal dari pada biaya kost per bulan. Maklum, waktu itu belum musih transportasi online sehingga semuanya kovensional. Ganti angkot sampai tiga kali dan belum lagi perjalanan memakan waktu satu jam paling cepat, bahkan bisa sampai dua jam kalau sedang jam padat dan macet parah.

 

Nah, untuk kamu yang mau kuliah dengan jarak jauh dari rumah, baik itu S1 atau S2, wajib pikirkan matang-matang hal ini. Coba pertimbangkan mana yang lebih baik. Dalam artian lebih efisien dalam sisi waktu dan uang. Apalagi kalau kamu kuliah S2 sambil bekerja, jangan sampai pekerjaan kamu sampai keteteran.

 

Untuk itu,d i artikel ini ini saya ingin bantu kamu untuk mempertimbangkannya. Ya, saya ingin berbagai plus minus ngekost atau tinggal di rumah kalau kampus kamu jauh. Tapi ya tentunya ini secara general, kamu pasti lebih paham kondisi kamu sendiri sehingga keputusan tetap ada di tanganmu. Ini hanya second opinion sajah untuk bantu kamu. Yuk simak!

 

1. Biaya hidup sehari-hari

Tinggal di rumah

Memang kamu tetap harus mengeluarkan biaya untuk transportasi yang mungkin jauh lebih mahal daripada kalau kamu ngekost. Tapi tergantung dari lokasi rumah dan kampus kamu, bisa jadi akhirnya lebih hemat daripada kamu harus ngekost sendiri.

 

Di rumah pasti kamu nggak perlu lagi mengeluarkan bujet tambahan untuk cuci atau setrika baju, untuk makan setiap saat dan pastinya nggak mesti mengeluarkan biaya kost dong.

 

Kost

Biaya ngekost itu nggak murah. Apalagi kalau kamu ingin fasilitas dan kenyamanan yang sama seperti di rumah. Minimal Rp1 – 1,5 juta harus kamu keluarkan setiap bulannya. Belum lagi kalau pemilik kost tahu kamu adalah mahasiswa S2 yang bekerja, bisa dilebihkan biaya ngekost kamu.

 

Ditambah lagi biaya makan. Kalau kamu  picky eater, bisa boros banget untuk biaya makan saja. Kamu juga harus mengeluarkan uang lebih untuk makan, cuci dan setrika baju, hingga merawat kamar kost kamu. Sepertinya ya lumayan menghabiskan gaji atau uang saku bulanan kamu.

 

Artikel terkait: Tips penting untuk mendongkrak karier dan kesuksesanmu

  1. Benarkah Popularitas di Kantor Mempengaruhi Karier dan Kesuksesanmu?
  2. Ingin Naik Gaji? Jangan Risau, Ikuti 6 Tips dan Trik Berikut!
  3. Pinjam Uang Cepat Bisa Bantu Kesuksesanmu, Bagaimana Caranya?

 

2. Biaya transportasi

Tinggal di rumah

Pasti akan jauh lebih besar daripada kalau kamu kost. Apalagi kalau kamu seperti saya dulu waktu kuliah, rumahnya jauh di pelosok yang untuk keluar komplek saja sudah harus modal besar. Hehehe.

 

Kost

Bisa jadi nihil, kalau tempat kost dan kampus kamu bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Atau kalau pun naik transportasi pastilah nggak semahal dari rumah, dong. Kalau sama mahalnya, ya jangan ngekost.

 

 

3. Tenaga

Tinggal di rumah

Kamu harus punya stamina ekstra untuk kamu habiskan untuk di jalan. Apalalagi kalau kamu tinggal di kota besar dengan tingkat kemacetan tinggi seperti di Jakarta.

 

Kadang saya merasa suka ‘tua di jalan’ saking lamanya waktu perjalanan yang mesti saya tempuh. Belum suasana super hectic dan polusi parah yang bikin saya makin merasa lelah.

 

Apalagi kamu kuliah sambil kerja. Kalau jarak dari kampus ke kantor nggak sejauh jarak dari rumah ke kampus atau kantor, rasanya benar-benar membuang energi kalau kamu bolak-balik ke rumah padahal tempat kamu bekerja dan berkuliah ada di area yang sama.

 

Kost

Jelas ini faktor utama yang membuat orang ingin ngekost. Dengan ngekost pastinya kamu memiliki stamina dan waktu yang ekstra dibandingkan kalau kamu tinggal di rumah dan pulang pergi. Biaya kost nggak sebanding? Ya kamu harus pintar-pintar mencari tempat kost yang murah, toh kamu kan cuma mau beristirahat saja di tempat kost.

 

Apalagi kalau kamu adalah mahasiswa S2 yang tugasnya bukan tipe yang bisa dikerjakan dengan sistem kebut semalam, jadinya kamu bisa mengerjakannya jauh-jauh hari di rumah saat weekend atau memang sedang ada di rumah.

 

4. Kesejahteraan hidup

Tinggal di rumah

Sejarang-jarangnya kamu di rumah, tinggal di rumah tetap lebih menjamin kesejahteraanmu. Makanan umumnya selalu tersedia, jadi saat kantong tipis untuk makan di luar, kamu tinggal menuju meja makan deh.

 

Kalau kamu sakit setidaknya ada keluarga yang siap bantu dan merawat kamu, kamar dan pakaian kamu juga pasti lebih terjamin ‘nasib’-nya. Hehe.

 

Kost

Kamu belum mandiri, ngekost bisa jadi menyulitkan banget untuk kamu. Walau pun banyak orang jadi belajar dan terbiasa mandiri karena harus ngekost. Tapi nggak sedikit juga teman saya yang hidupnya berantakan karena ngekost.

 

Misalnya nih, kamarnya berantakan, baju kotor numpuk, makan benar-benar nggak teratur dan sembarangan sehingga saat kegiatan kampus padat, banyak yang kena tifus. Duh, jangan sampai kamu seperti itu ya. Belum lagi kalau sedang sakit nggak ada yang merawat, suka sedih sendiri, deh!

 

5.  Hubungan sosial dengan keluarga

Tinggal di rumah

Jelas akan lebih terjaga karena kamu setidaknya bertemu dan berkomunikasi setiap hari. Kamu juga bisa lebih memantau kesehatan orang tua kamu.

 

Kost

Menjauh banget sih nggak, tapi memang kamu jadi nggak tahu seluk beluk yang terjadi di rumah. Waktu saya dulu sih, kadang kalau sudah lama nggak pulang, saya suka jadi merasa nggak tahu apa-apa yang terjadi di rumah. Termasuk masalah yang menimpa orang tua atau adik saya. Karena kadang mereka nggak akan cerita kalau saya nggak mengetahuinya secara langsung.

 

Artikel terkait: Mahalnya biaya kuliah di Indonesia

  1. Prediksi Biaya Kuliah di Tahun 2025 dan Cara Menyiasatinya
  2. Ternyata 6 Jurusan Kuliah Ini Sangat Menguras Kantong!
  3. Butuh Dana Untuk Masuk Kuliah? Ajukan Pinjaman ke Tunaiku!

 

6. Kekebasan dan hubungan sosial dengan teman-teman

Tinngal di rumah

Jelas kamu nggak akan bisa sebebas kalau kamu ngekost. Khususnya untuk urusan jam malam pulang ke rumah. Namanya juga tinggal bareng keluarga di rumah, tentu ada aturan dan etika yang harus kamu patuhi.

 

Kamu mungkin nggak akan bisa bebas pulang lewat tengah malam, atau bangun terlalu siang saat weekend, atau bahkan bahkan nggak pulang sama sekali. Semuanya jelas harus lapor dan seizin orang tua.

 

Belum lagi kalau jarak rumah dan kampus kamu jauh, lalu teman-teman kampus kamu ngajak nongkrong lama di daerah sekitar kampus, kemungkinan kamu akan merasa malas karena masih harus menempuh perjalanan pulang jauh ke rumah, belum besok paginya juga harus mengejar berangkat pagi.

 

Apalagi untuk kamu mahasiswa S2 yang juga bekerja, duh rasanya malas pasti meluangkan waktu untuk nongkrong lama. Tapi bisa juga sih kamu tetap doyan nongkrong kalau nemu teman kuliah yang asyik dalam bergaul dan disiplin waktu saat nongkrong. Hehe.

 

Kost

Kebebasan adalah hal penting yang banyak diincar orang yang ngekost saat kuliah. Apalagi kalau kamu masih mahasiswa S1. Kalau S2 sih mungkin sudah cukup ya masanya. Hehehe.

 

Ya, tahu sendirilah kalau ngekost, kamu bisa bebas pulang malam tanpa harus lapor atau diomeli orang tua. Kecuali kalau tempat kost kamu super disiplin dan ada jam malamnya. Atau bahkan kamu main ke luar kota dan atau nggak pulang semalaman juga bisa aja. Nggak mesti selalu minta izin. Hehehe. Paling kabari saja penjaga kost kamu.

 

Tentunya waktu untuk nongkrong bareng teman-teman di sekitar kampus pun lebih fleksibel karena toh area tempat tinggal kamu masi di situ juga.

 

Nah, di atas adalah plus minus dari memilih untuk tetap tinggal di rumah atau ngekost. Walaupun pengalaman tiap orang-orang beda tapi nggak ada salahnya tips di atas kamu jadikan referensi untuk mempertimbangkan pilihanmu. Kalau setelah baca artikel ini, kamu jadinya pilih yang mana nih?

 

Oh ya, untuk kamu yang sedang butuh dana mendesak, coba deh ajukan pinjaman online di Tunaiku.