SWARA – Menikah tidak hanya menyatukan dua individu, tetapi juga dua keluarga. Menyinggung masalah keluarga, sama saja dengan menyinggung keluarga pihak ibu, ayah, nenek, yang akhirnya merujuk pada keluarga besar. Posisi dalam suatu keluarga besar pun bukan lagi secara individu, melainkan sebuah keluarga.

 

Status ‘keluarga’ ini tentu memiliki eksistensi yang berbeda dalam keluarga besar, bila dibandingkan dengan status ‘masih lajang’. Sebenarnya eksistensi atau tanggung jawab yang lebih ini tidak hanya dipikul di tengah keluarga besar, tapi juga di tengah masyarakat, entah itu tetangga, lingkungan pertemanan, kantor, dan lain sebagainya.

 

Jadi tidak heran, kalau ada teman yang bercerita bahwa kehidupan setelah berkeluarga itu semakin ribet. Untuk yang menyandang status baru ini, tentu perlu banyak belajar.

 

Perlu bimbingan orang tua

Tidak usah khawatir dan terbayang yang enggak-enggak tentang kehidupan setelah menikah nanti. Semua akan berjalan mengikuti alur. Bukankah orang tua kita sudah melewatinya dan mereka mampu?

 

Nah, di sinilah enaknya tinggal bersama atau dekat dengan orang tua. Mereka adalah model yang bisa jadi panutan dalam membina kehidupan berkeluarga. Kehidupan dan nasihatnya bisa jadi media pembelajaran.

 

Tinggal dekat dengan orang tua membuat informasi seputar keluarga besar lebih mudah kita dapatkan. Sebagai contoh, ada sanak saudara yang sedang sakit. Dengan sudah berkeluarga tentu memiliki tanggung jawab dan tata karma yang lebih besar. Orang tua akan mengarahkan kita tentang hal ini.

 

Tata krama yang lebih kompleks terdapat pada keluarga besar suku Jawa. Dalam kehidupan Jawa ada banyak norma yang mengharuskan adanya sumbang-menyumbang. Jika berada dalam keluarga besar, tentu memori kita tidak akan cukup untuk mengingat betapa kompleksnya keluarga di sini hingga kita tak akan tahu, harus seperti apa jika ada salah satu keluarga yang agak ‘jauh’, punya hajat. Di sinilah peran orang tua untuk membimbing.

 

Artikel Terkait: Tips untuk Pasangan yang Baru Menikah

  1. 5 Keluhan yang Umum Dialami Oleh Pasangan yang Baru Menikah
  2. Buat Kamu yang Baru Menikah, 3 Rekomendasi Cara Mengatur Keuangan Ini Bisa Dicoba
  3. 5 Cara Logis yang Membuktikan Bahwa Pintu Rezeki Terbuka Lebar Setelah Menikah

 

Kamu (selalu) membutuhkan bantuan orang tua

Bagi beberapa pasangan, siap menikah berarti harus siap memiliki anak. Tentu ini bukanlah hal mudah karena ini adalah pengalaman pertama. Biasanya, mereka yang merantau sampai harus meminta ibu untuk membantu merawat buah hati barang sebulan dua bulan. Nah, kamu yang dekat dengan orang tua tidak harus menghijrahkan mereka. Kapan pun, ibu bisa ada di sampingmu.

 

Khusus buat kamu dan pasangan yang sama-sama pekerja kantoran tentu memiliki kegalauan yang cukup besar. Nanti ketika masa cuti melahirkan habis, siapa yang akan menemani si buah hati selama kamu bekerja? Dititpkan pada orang terkadang menjadi satu-satunya solusi. Namun, tentu tidak semua ibu muda akan rela jika anaknya diurus orang lain. Rasa was-was juga kerap melanda.

 

Setidakrelanya kamu, tentu kamu tidak akan was-was jika anakmu dititipkan pada orang tuamu sendiri. Mereka adalah yang merawatmu hingga kamu seperti sekarang. Jadi, mereka pun akan melakukan yang sama untuk cucunya.

 

Ini enaknya tinggal dekat dengan orang tua. Jadi dalam menitipkan anak pun tidak harus ribet. Jangan salah! Di luar sana, tidak sedikit cerita tentang mereka yang merantau di ibu kota harus berpisah dengan anak karena dititpkan neneknya di kampung halaman.

 

Tentu tidak ada yang menginginkan. Tapi terkadang, saat kamu atau pasangan, bahkan anak sakit atau mengalami musibah apapun, tentu kamu butuh bantuan. Tanpa diminta, orang tua akan datang membantu. Meskipun tidak bisa membantu banyak karena mungkin cucunya pun tidak hanya anakmu, setidaknya kamu sudah terbantu. Dengan demikian beban psikologismu pun berkurang.

 

Namun ada baiknya kamu juga mempersiapkan bala bantuan lain, alias baby sitter atau nanny, agar kamu tidak merepotkan mereka juga. Bagaimana pun, orang tua kamu pasti punya kegiatan lain selain menemani anak kamu, kan? Masa dari mereka menikah sampai menikahkan kamu, mereka sudah mengurus anak dan sekarang harus mengawasi cucu lagi? Kapan istirahatnya? He-he-he…

 

Artikel Terkait: Sayang Anak

  1. Hai Orang Tua, Kepribadian Anak Ternyata Bisa Diketahui dari Kecil
  2. Penelitian: Anak Sulung Cenderung Lebih Sukses Dari Adiknya!
  3. Uang Pangkal Sekolah Anak Selangit? Pakai Pinjaman Tunaiku!

 

Suatu hari nanti, kamu pun mengharapkan yang sama

Bisa jadi pasangan muda akan memilih tinggal jauh atau tidak serumah dengan orang tua. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Ada yang tidak siap dengan mertua yang suka banyak ‘berkomentar’. Bisa juga karena kamu ingin memiliki privasi sendiri. Atau karena memang kamu memiliki pola pikir berbeda dengan mereka.

 

Pada dasarnya, orang tuamu atau mertuamu sangatlah menyayangimu. Mereka melakukan hal-hal yang kadang kamu anggap mengganggu, tidak lain karena mereka menyanyangimu. Mungkin caranya saja yang terkesan ‘berbeda’ karena bisa jadi disebabkan oleh pola pikir yang berbeda. Tapi mereka ingin yang terbaik untukmu. Dan bukankah suatu saat nanti, kamu ingin anak dan menantumu mendapatkan yang terbaik juga?