SWARA – Saat lihat-lihat lini masa medsos seperti Facebook atau Instagram dan menemukan foto-foto pernikahan dan pre-wedding para seleb atau teman, saya suka kagum sendiri. Langsung terpikir “Wow bagus banget. Berapa ya bujetnya? Pasti besar banget deh.”
Tahun lalu misalnya, ada seorang teman yang mengusung konsep pre-wedding ala drama Korea Descendants of the Sun (DOTS) yang saat itu lagi tren. Kebetulan calon suaminya memang anggota TNI. Jadi cocok lah kalau pura-pura jadi Kapten Yoo Si Jin. He-he-he. Saya pun ngiler dibuatnya, tapi kalau ingat bujet besar yang harus dikeluarkan langsung deh mundur teratur.
Atau teman saya lainnya yang melangsungkan pernikahan adat Minang cukup mewah. Untuk pelaminannya saja dia menghabiskan Rp25 juta, dan katanya ini masih tergolong pelaminan yang sederhana. Total biaya pernikahannya menghabiskan sekitar Rp250 juta dengan 1000 undangan yang disebar. Maklum saja, selain teman-teman pengantin, kedua orang tua mempelai memang mengundang banyak tamu.
Memang kalau berdasarkan contoh itu dan yang saya llihat di medsos, umumnya resepsi pernikahan di Indonesia butuh biaya fantastis. Apalagi kalau mau pakai pre-wedding yang keren. Kadang hal ini bikin saya jiper atau khawatir. Kalau butuh biaya sebesar itu harus nabung berapa tahun dulu baru bisa menikah? Benarkah pernikahan di Indonesia itu harus memakan biaya fantastis? Apalagi kalau kamu sama seperti saya, nggak bisa sepenuhnya dibiayai oleh orang tua.
Saya pun akhirnya mencoba mengobrol dengan beberapa orang kenalan yang pre-weding dan resepsi pernikahan mereka, tipenya berbeda-beda. Mulai dari yang sederhana hingga megah. Yang pasti, semuanya berkesan dan membuat mereka bahagia. Dari cerita mereka, saya mendapatkan pencerahan soal konsep pernikahan yang nanti sepertinya cocok untuk saya.
Untuk itu saya ingin berbagi dengan kamu yang mungkin juga sedang galau soal biaya pernikahan. Simak cerita dari lima perempuan ini tentang pernikahan mereka, yuk! Siapa tahu bisa jadi pencerahan dan inspirasi untuk pernikahan kamu.
Untuk yang ingin ada pre-wedding
1. Mengalihkan bujet pada pos yang diinginkan – Quincy Meilisa Wongso (26), Konsultan Komunikasi
Quincy dengan pasangan punya trik tersendiri untuk menyiasati bujet pre-weding mereka. Karena mereka ingin fokus pada bulan madu, maka bujet pre-wedding pun dikorbankan. Bukan jadi nggak ada pre-wedding tapi membuatnya dengan konsep sederhana dan pastinya tetap keren. Lumayan kan, bujet buat MuA (Make-up Artist), fotografer dan kostum bisa dipakai untuk jalan-jalan sendiri?
“Kalau masalah bujet itu juga balik lagi ke pasangan masing-masing mereka lebih fokus ke mana. Apakah mengutamakan bagian pre-wedding dan memilih resepsi yang sederhana. Ataupun memprioritaskan resepsi, tetapi menekan bujt pre-wedding dan honeymoon,” ujar Quincy.
Menurut Quincy, sebagai gambaran, pre-wedding untuk ke luar negeri membutuhkan bujet sekitar Rp10-20 juta. Apalagi kalau ingin ke Eropa seperti yang sedang banyak dilakukan calon pengantin sekarang, bisa memakan biaya sampai Rp50 juta.
Karena itu Quincy dan pasangannya memutuskan untuk melakukan foto pre-wedding di studio atau outdoor di area Jakarta, dengan bujet hanya sekitar Rp5 juta. Jadi pasti jauh lebih hemat. Hanya 2% dari total bujet pernikahan sebesar Rp250 juta.
“Konsep yang dipilih pun nggak perlu romantis. Asalkan ada makna dan ceritanya saja sudah cukup,” ungkap Quincy.
2. Meminta bantuan kerabat – Bella Ens Khalida (25), Penulis
Bella bisa dibilang cukup beruntung, karena adik laki-laki dari pengantin pria memiliki usaha fotografi. Hal ini berperan besar dalam membantunya melakukan pemangkasan bujet pernikahan yang digelar pada Desember tahun lalu ini.
Jadi semua foto dan video untuk pre-wedding hingga resepsi dikerjakan oleh tim adik iparnya, alias keluarga sendiri. Menurut Bella, hal ini membuat pernikahan dia yang digelar di Kendal, Jawa Tengah ini bisa menghemat bujet hingga Rp10 juta. Kalau untuk kamu yang tinggal di Jakarta, mungkin biaya yang bisa dihemat bisa sampai Rp30 juta, lho. Bujet pernikahan Bella juga memang nggak terlalu wah, yaitu Rp100 juta.
Bella memilih Yogyakarta sebagai lokasi foto pre-wedding karena banyak tempat bagus yang gratis dan nggak kalah keren dengan lokasi pre-wedding berbayar. Hal ini juga cocok dengan konsep fotonya yaitu, Instagramer yang sedang traveling bareng pasangan. Hanya memakai pakaian sehari-hari tanpa perlu sewa atau beli baru. Jadi, lebih hemat lagi, kan? Terbukti dong kalau pre-wedding itu nggak harus selalu mahal dan bikin biaya membengkak, asal kamu bisa memilih konsep foto yang pas.
Kalau kamu juga punya saudara yang jago foto, makeup, atau bahkan desain undangan, bisa juga, lho, dimintai bantuin. Nggak minta gratis sih, tapi setidaknya mungkin akan jauh lebih hemat daripada memekerjakan orang dari luar.
Artikel terkait: Tips pernikahan
- 5 Tips Bikin Pre-Wedding yang Murah Meriah tapi Berkesan
- 4 Hal Ini Sering Luput Ketika Bahas Perjanjian Pra-Nikah
- Ngunduh Mantu Setelah Lebaran? Ini yang Harus Kamu Tahu!
Untuk resepsi pernikahan
1. Pernikahan adat mengesankan – Alita Maharani (28), Desainer Grafis
Sejak dulu, Alita mengaku sudah ‘didoktrin’ orang tua untuk menggelar pernikahan adat. Tingginya tuntutan orang tua ditambah rasa sukanya pada penikahan adat dengan kebaya, paes dan nuansa tradisional, membuat Alita menggelar pernikahan adat Madura di Jakarta.
“Karena adat Madura jarang sekali di Jakarta ini, saya senang sekali melihat tamu excited melihat mutar dulang,” kenang Alita bahagia.
Buat kamu yang belum tahu, mutar dulang ini adalah adat di mana pengantin wanita dan orang tua masuk duluan ke gedung, baru nanti disusul pengantin laki-laki bersama kearganya. Uniknya, ketika masuk, pengantin laki-laki ini akan jalan jongkok ke pengantin wanita yang duduk di baki bulat membelakangi pengantin laki-laki.
Pernikahan adat Madura yang cukup mewah ini memang memakan biaya besar, yaitu sekitar Rp300 juta. Tapi Alita sendiri mangaku nggak menyesal karena berhasil meninggalkan kebahagian mendalam bagi dia dan keluarganya yang merasa sangat puas.
Menurutnya, mahal atau murah itu relatif bagi setiap orang. Namun satu hal yang pasti, Alita merasa senang karena pernikahan adat mampu memberikan pengalaman yang benar-benar unik kepada para tamu. Dan pasti ada rasa kebanggaan tersendiri karena dapat melestarikan tradisi daerahnya.
2. Do It Yourself (DIY) yang lebih sesuai selera – Annelis Brilian (30), Karyawan Swasta
Karena melihat biaya vendor dekorasi yang mencapai angka sekitar Rp50 hingga Rp100 juta, Annelis yang menikah pada tahun 2015 lalu ini mengambil jalan alternatif agar lebih hemat. Caranya adalah dengan membuat konsep dekorasi sendiri alias DIY (do it yourself). Jadi, daripada menyewa vendor dekor sendiri, Annelis memilih menggunakan paket dari catering yang kemudian dia modifikasi secara DIY.
Dengan begitu, dari bujet pernikahan sejumlah Rp300 juta dengan 1000 undangan disebar, Annelis nggak perlu mengeluarkan bujet hingga Rp50 sampai Rp100 juga buat dekor. Jelas, jauh lebih hemat, dong.
Tapi memang untuk ini, kamu harus lebih kreatif untuk membuat konsep yang sesuai dengan properti yang dimiliki oleh catering. Nantinya, biaya akan jauh lebih murah karena fasilitas ini sudah masuk paketan alias dekor ini gratis! Dengan DIY ini pula, kamu bisa menggelar pernikahan yang ‘kamu banget’ karena semua ditentukan atau bahkan dibuat sendiri.
“Sederhana itu relatif, kan ya, tapi hal yang paling berkesan dari pernikahan saya adalah karena orang-orang terdekat bilang acara kemarin ‘saya banget’. Dari pemilihan lagu, dekorasi, desain undangan dan lainnya. Jadi bisa banget kok bikin pernikahan yang sederhana dan berkesan, salah satunya lewat DIY”, paparnya.
Artiket terkait: Keuangan dan rumah tangga
- Hati-hati, 3 Pengeluaran ini Bisa Bikin Rumah Tangga Ribut!
- Penghasilan Istri Lebih Tinggi Picu Keretakan Rumah Tangga?
- Pinjaman Tunaiku Bisa Bantu Lengkapi Perabotan Rumah Baru
3. Menghapus aspek yang dirasa nggak perlu – Astri Soeparyono (31), Jurnalis
Berpatokan pada keinginan untuk lebih irit, Astri memutuskan untuk menghapus beberapa aspek dalam pernikahannya. Tolak ukurnya adalah apakah aspek tersebut sudah sesuai dengan kepribadiannya atau nggak? Kalau nggak, ya sudah, hapus saja.
Beberapa aspek yang dia hilangkan adalah live music, upacara adat, MC, pre-wedding, video, undangan, suvenir, mobil pengantin, hingga seragam bride’s maid & best men.
“Resepsi bisa berjalan tanpa semua ini, jadi sangat opsional,” jelas Astri ketika ditanya kenapa meniadakan semua itu.
Jadi total bujet pernikahan dikeluarkan pun nggak terlalu besar yaitu sekitar Rp100 juta dengan jumlah tamu yang datang sekitar 300 orang. Dan yang pasti, resepsi pernikahannya tetap berjala lancar dan memberikan kesan mendalam.
Memang segala aspek yang ada di dalam sebuah resepsi pernikahan itu bersifat opsional. Yang wajib ada, dalam contoh pernikahan Astri misalnya, adalah mempelai, saksi, wali dan mas kawin. Sisanya semua pilihan pengantin mau ada atau nggak.
Setiap pasangan tentu punya pilihan dan priortas masing-masing, sehingga apa yang disebutkan di atas bukanlah sebuah patokan. Aspek yang dirasa perlu ataupun nggak, bisa dikomunikasikan bareng pasangan dan keluarga. Yang penting semuanya sepakat dan pernikahan berjalan dengan lancar.
Bagaimana? Apakah kamu sudah dapat pencerahan atau inspirasi setelah membaca pengalaman lima perempuan di atas dalam memersiapkan pernikahan mereka, baik pre-wedding atau pun resepsi?
Dari cerita mereka, saya belajar kalau pernikahan sederhana atau mewah itu relatif pada pilihan dan kemampuan pengantin. Nggak masalah kalau mau menyelenggarakan pre-wedding atau resepsi pernikahan mewah asal memang sesuai kemampuan dan itu bisa membuat kamu dan keluarga puas.
Dan nggak apa-apa juga menyelenggarakan pernikahan yang sederhana. Toh yang sederhana pun bukan berarti nggak memuaskan dan nggak berkesan, kan? Asal kamu cerdik memilih konsep dan memilih aspek-aspek yang dirasa memang perlu ada.
Berarti, nggak perlu khawatir atau jiper lagi kalau kamu memang ingin melangsungkan pernikahan. Ada banyak cara kok buat melaksanakan pernikahan yang khidmat dan berkesan tanpa harus mengeluarkan bujet besar. Jadi, kalau ada pertanyaan haruskan pernikahan di Indonesia mengeluarkan bujet fantasis? Rasanya nggak harus ya. Kamu bisa menggelar pernikahan sesuai dengan bujet dan prioritasmu.
Nah, buat kamu yang kira-kira masih butuh dana tambahan untuk memenuhi bujet pernikahan atua mungkin kebutuhan lainnya, nggak ada salahnya mengajukan pinjaman ke Tunaiku. Jadi buat kamu yang butuh pinjaman tunai tanpa ribet? Ajukan pinjaman tunaimu di sini!