PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) mengikuti acara World Financial Innovation Series (WFIS) 2022 yang digelar pada 5 Oktober 2022 di Hotel Mulia Jakarta. Acara ini menghadirkan banyak pemangku kepentingan terkemuka di industri keuangan jasa keuangan, bank, asuransi dan keuangan mikro di penjuru Tanah Air.

 

Dalam acara tersebut,  Kevin Kane selaku Chief Technology Office (CTO) Amar Bank hadir sebagai pembicara dan membeberkan tantangan serta solusi dalam proses transformasi pembayaran digital.

 

Tantangan Pembayaran Digital

 

Kevin Kane membeberkan beberapa penjelasan mengenai tantangan serta solusi atas pembayaran digital saat ini. Kevin menyoroti tantangan dalam digitalisasi pembayaran dari 3 aspek, yaitu bank, pelanggan, dan pemerintah.

 

Tantangan dari aspek perbankan

 

Kevin mengatakan bahwa pihak layanan perbankan harus mengetahui posisi dan tanggung jawabnya kepada nasabah. Perbankan harus menjadi pencipta atas sebuah solusi dari permasalahan nasabah. Utamanya, pihak perbankan harus mampu melakukan riset serta menggali kebutuhan pelanggan secara mendalam.

 

Beberapa bank yang saat ini memang sudah melakukan hal tersebut. Namun, beberapa lainnya hanya  menjadi sebuah pengikut dan tidak mengetahui secara mendasar kekuatan apa yang ingin ditawarkan kepada pelanggan.

 

Tantangan dari aspek pelanggan atau nasabah

 

Kevin menyebutkan bahwa banyak nasabah yang ada saat ini masih terlalu takut akan proses digitalisasi. Tidak semua orang terbuka dalam proses digitalisasi dengan berbagai alasan. Salah satu faktornya yakni karena adanya ketakutan keamanan.

 

Dari segi psikologi, nasabah masih banyak yang berpandangan bahwa akan lebih mudah untuk mengontrol uang saat memegang secara tunai. Namun, kekurangannya ada pada aspek tabungan dan digitalisasi.

 

Tantangan selanjutnya ada pada berbagai sektor, Indonesia masih banyak memiliki usaha informal seperti tukang ojek atau penjual e-commerce. Mereka tidak banyak melakukan aktivitas pembukuan sehingga hal seperti ini belum tersentuh oleh bank.

 

Tantangan dari aspek pemerintah

 

Selain nasabah dan pihak perbankan, pemerintah juga mengambil peran atas tantangan tersebut. Memang, pandemi memberikan dampak serius akan proses digitalisasi yang tumbuh cepat.

 

Pemerintah telah memberlakukan pembayaran digital di beberapa sektor. Namun, implementasi dari pembayaran digital tidak didorong secara masif seperti negara China dan Rusia. Pemerintah tidak mendorong secara keras terkait perubahan menuju pembayaran digital.

 

Kolaborasi adalah Solusi Wujudkan Transformasi Pembayaran Digital Indonesia

 

Kevin mengatakan bahwa untuk mewujudkan transformasi pembayaran digital Indonesia, tidak hanya cukup dilakukan oleh antar bank. Semua pihak di berbagai sektor harus saling berkolaborasi untuk mewujudkan hal itu.

 

Salah satu kekuatan besar dari uang tunai adalah mobilitasnya. Uang tunai sangat mudah untuk dipindahtangankan secara instan. Diperlukan kolaborasi yang kuat antara Fintech, P2P, e-wallet, hingga antarbank dan non-bank untuk bersama-sama memecahkan masalah pembayaran tunai menjadi digital.

 

Amar Bank Dorong Proses Digitalisasi Pembayaran dengan Dua Produk Unggulannya

 

Kevin menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk mewujudkan transformasi tersebut. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi dengan jumlah lebih dari 200 pengguna Internet yang sebagian besar menghabiskan waktu 9 jam sehari untuk online.

 

Perlahan namun pasti, menurut laporan WorldPay Local Global Payment, pengguna uang tunai saat ini telah menurun dari 77% menjadi hanya 53% dalam setahun. Hal ini tentu didorong oleh perubahan pola hidup akibat pandemi serta dorongan dari dompet digital serta bank digital.

 

Amar Bank termasuk salah satu pionir bank digital pertama di Indonesia. Sejak tahun 2014, Amar Bank telah meluncurkan produk pinjaman online tanpa agunan, Tunaiku, sebagai wadah untuk menolong nasabah yang membutuhkan pinjaman skala kecil tanpa agunan.

 

Tak hanya itu, demi mendorong terwujudkan proses pembayaran digital, Amar Bank meluncurkan produk bank digital bernama Senyumku. Senyumku ditujukan untuk membantu para nasabah dalam mengatur keuangan secara digital guna mencapai tujuan finansialnya.

 

Baca juga: Amar Bank Ciptakan Perubahan Besar Solusi Keuangan dengan Bantuan MongoDB

 

Dari dua produk tersebut, Kevin menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong implementasi pembayaran digital kepada pelanggan. Amar Bank saat ini tengah mengembangkan BI-Fast dan sistem QRIS. Selain itu, Amar Bank juga mengembangkan proses digitalisasi sampai ke level pembayaran tagihan, transfer online, top-up e-money, dan masih banyak lagi.