SWARA – Sekarang, aliran konten berita dan informasi itu deras banget. Nggak terhitung berapa banyak media yang memberitakan hal yang sama. Kalau ingin dibaca banyak orang, tentu berita atau artikel tersebut harus menonjol dibandingkan yang lainnya.

 

Lalu, muncul pertanyaan di benak saya: Sebenarnya gimana sih cara menulis artikel yang menarik itu? Meski saya seorang penulis konten dan memahami sedikit dasar-dasar jurnalistik, tapi pengalaman saya jelas nggak sebanyak mereka yang memang terjun menjadi kuli berita.

 

Maka dari itu, saya pun tertarik untuk mewawancarai para wartawan muda berpengalaman dari sejumlah media terkemuka. Soalnya, saya yakin mereka pasti punya kiat khusus tentang bagaimana membuat konten berita atau artikel menarik yang tentu patut diketahui oleh para calon jurnalis. Berikut sepenggal hasil ngobrol-ngobrol saya dengan mereka.

 

1. Banyak membaca dan mencari tahu

Dyah Paramita Saraswati (24), jurnalis musik di Detik.com menjabarkan pentingnya membaca bagi para penulis.

“Membaca bisa menambah perpustakaan diksi dan kata-kata kita, jadi gaya bahasa dan menulis kita pun lebih kaya, ungkapnya.

Selain itu, dengan baca juga kita bisa memperkaya wawasan kita yang nantinya bakal kelihatan di tulisan kita. Membaca juga bisa menghindari kita dari writer’s block,” ujarnya.

 

Artikel terkait: Mendapatkan Tambahan Penghasilan dari Hobi

  1. 5 Hobi Ini Ternyata Bisa Menghasilkan Uang Sekaligus Membantu Orang!
  2. Food Blogger: Dari Hobi Foto Makanan Jadi Pekerjaan
  3. Ubah Hobi Main Game-mu Jadi Sumber Penghasilan

 

2. Membuat tulisan yang punya nilai berita

Kamu mungkin nggak bisa membuat tulisanmu menarik untuk semua orang. Tapi, paling nggak kamu bisa membuatnya menarik untuk banyak orang. Menurut Aghnia Adzkia (26) seorang jurnalis lepas di CNN Indonesia dan The Guardian, tulisanmu harus punya news values atau nilai berita. Misalnya tentang peristiwa penting, penemuan, tokoh terkenal, sosok atau peristiwa inspiratif, menyangkut hajat hidup orang banyak dan lain sebagainya.

“Yang pertama, apakah berita itu relatable dengan orang banyak? Kedua, apakah itu baru-baru aja? Lalu, apakah itu ada orang pentingnya? Misalnya Jokowi bilang sesuatu, mungkin itu bakal menarik buat banyak orang,” jelas Aghnia.

 

3. Memilih topik sesuai passion kamu

Aghnia juga menjelaskan pentingnya memilih topik sesuai passion kamu. “Misalnya, aku suka nulis tentang hukum, kriminal, dan traveling. Ketika menulis tentang topik-topik itu, aku akan jadi lebih bersemangat, dibandingkan bila menulis topik seperti fashion show yang nggak aku banget.”

 

4. Cari tahu apa yang diinginkan pembaca

Nah, kalau sudah tahu apakah suatu hal punya news values, selanjutnya kamu bisa mencari tahu apa yang diinginkan oleh pembaca. Hal ini diungkapkan oleh John Patrick Manuwu (30) dari Tech in Asia.

“Untuk dapat menulis artikel menarik, penulis harus mampu untuk mengetahui apa yang audiens inginkan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengumpulkan data tren dan angka popularitas sebuah topik. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan Google Trends, atau tools seperti Feedly. Selain itu aspek SEO (search engine optimization) juga terbilang penting untuk menambah eksposur artikel (online) tersebut di mesin pencari,” papar John.

 

 

5. Buat dirimu haus akan rasa ingin tahu

Tapi, kalau jadi wartawan profesional, kamu nggak akan selalu bisa menulis hal-hal yang kamu sukai. Soal ini, Rinaldy Sofwan Fakhrana (26) wartawan di CNN Indonesia, menjelaskannya dengan gamblang.

“Sebagai wartawan profesional, kamu bisa ditempatkan di mana saja dan ditugaskan meliput apa saja. Sewaktu-waktu, kamu akan ditugaskan menulis hal yang tidak kamu sukai,” katanya.

“Di sini, wartawan harus profesional dan tetap mencoba memahami apa yang akan dia tulis. Wartawan mesti mempunyai rasa penasaran yang tinggi untuk banyak hal. Kembangkan rasa penasaran itu seperti orang yang lapar dan tidak bisa kenyang,” tambah Rinaldy.

 

6. Berani menuliskan kebenaran

“Gue ingat kata-kata mentor gue dulu, wartawan senior Andreas Harsono. Dia sempat bilang ada dua syarat sederhana untuk menulis dengan baik, yaitu Anda harus tahu dan Anda harus berani,” tulis Viriya Paramita Singgih (26), jurnalis The Jakarta Post dalam pesan balasannya kepada saya.

“Banyak wartawan yang tahu, tapi tak berani menuliskan sesuatu karena berbagai hal, entah karena isunya yang sensitif, takut dihujat, dan sebagainya. Namun bila kita merasa telah tahu permasalahan dengan baik, telah melakukan segala cara untuk memperkaya data, mengumpulkan fakta dan melakukan verifikasi, rasanya tidak ada alasan untuk tidak berani menuliskan sesuatu,” beber Viriya lebih lanjut.

 

7. Luwes bergaul dengan siapa saja

Bagaimana cara seorang wartawan bisa mendapatkan menggali cerita untuk beritanya? Nah, Yanurisa Ananta, wartawan dari Media Indonesia, menjabarkan kiat dari pengalamannya menjadi jurnalis.

“Wartawan dituntut untuk luwes. Bisa berkawan dengan siapa saja. Dari mulai tukang sapu di jalan sampai pejabat negara. Jadi, disarankan untuk gak kaku ketika bergaul dengan teman-teman wartawan lainnya atau dengan kata lain semua orang. selain bakal membantu kita sharing soal berita juga melatih soft skill untuk pendekatan dengan narasumber,” cerita Yanurisa.

 

8. Memperhatikan akurasi penulisan data terutama yang berbentuk angka

Sementara, Jane Aprilyani (26), wartawan media Koran Kontan, mengingatkan pentingnya akurasi penulisan data, terutama yang berbentuk angka.

“Hal penting dalam penulisan berita ekonomi adalah data yang berbentuk angka. Karena kalau salah menulis angka yang benar artinya berita itu akan salah pengertiannya. Contoh, bila kita menulis besar keuntungan 0,01% menjadi 0,1% hasilnya pasti akan berbeda. Dan pembaca menerima informasi yang salah,” paparnya.

 

Artikel terkait: Apa Pekerjaan yang Sesuai Untukmu?

  1. Lulusan Bahasa atau Sastra, Bisa Kerja Jadi Apa, Sih?
  2. 10 Jenis Pekerjaan yang Bisa Bawa Kamu Jalan-jalan ke Berbagai Tempat
  3. Jadi Pegawai Bank Indonesia, Susah Nggak, Sih?

 

9. Sesuaikan gaya bahasa dengan pembaca

Biar pembaca tertarik dan paham dengan artikel kamu, gaya bahasa juga perlu disesuaikan. Hal ini diungkapkan oleh Dian Ramdhani (31), jurnalis media Koran Sindo.

“Gaya bahasa akan menentukan untuk siapa tulisan tersebut akan dibaca. Pembaca muda, tentu lebih suka membaca artikel yang dibawakan dengan gaya bahasa sehari-hati, berbeda dengan dewasa atau anak-anak. Faktor gaya bahasa menurut saya juga ini akan berpengaruh pada seberapa cepat pembaca mencerna isi, maksud dan tujuan dari tulisan yang mau disampaikan,” tuturnya.

 

10. Pemilihan judul nggak boleh menyesatkan

Judul adalah hal pertama yang dilihat pembaca. Makanya, Nanien Yuniar (28), wartawan dari Antara News, menekankan pentingnya memilih judul yang mengena.

“Pemilihan judul penting banget, apalagi media online yang mengandalkan judul biar diklik. Untuk media online, yang penting sih harus bikin penasaran biar orang pengen baca. Penasaran tidak sama dengan misleading, ya. Jangan sampai judulnya ternyata beda sama isinya.”

Selain itu, menurutnya konvergensi media juga nggak kalah penting.

“Sertakan foto atau video biar tulisan lebih lengkap karena ada hal-hal yang bakal lebih asyik dinikmatin lewat video. Misalnya, artikel konser atau pertunjukan musik,” jelasnya.

 

Nah, lewat kiat-kiat di atas, saya belajar banyak tentang penulisan artikel. Sebenarnya, mereka memberikan tips lebih banyak dari ini, tapi karena keterbatasan ruang, saya nggak bisa mencantumkan semuanya. Semoga tulisan ini juga bermanfaat buat kamu yang bercita-cita jadi jurnalis!

 

Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.

Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp 2-15 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-15 bulan. Yuk, Ajukan pinjamanmu di sini sekarang!

 


PAULUS RISANGPAULUS RISANG