SWARA – Tahun ini saya mengikuti seleksi Beasiswa Lembaga Pendidikan Dana Pendidikan (LPDP) Pemerintah Indonesia. Sayangnya, saya nggak lolos setelah mengikuti seleksi ke-dua, yaitu Tes Psikometri Online. Namun, saya nggak mau menyerah begitu saja, dong. Saya berencana untuk ikut tes tahun depan.
FYI, penyelenggara LPDP hanya membolehkan kandidat ikut sebanyak dua kali. Nah, karena saya nggak ingin menyia-nyiakan kesempatan kedua, saya akhirnya ngobrol dengan empat orang awardee alias penerima beasiswa LPDP. Saya ingin tahu apa sih rahasia supaya sukses mengikuti seleksi beasiswa itu? Kalau kamu juga berencana ikut seleksi, simak yuk pengalaman dari mereka.
Kurnia Widyastuti (26), Universitas Gadjah Mada
Perempuan yang biasa disapa Nia ini sedang menjalani tahun kedua studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM dengan peminatan Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Nia, yang mengikuti seleski periode pertama pada 2016, mengaku hal paling menantang adalah proses seleksi substansi di bagian writing on the spot. Karena dalam tes menulis itu, kandidat diwajibkan menanggapi topik dalam waktu 30 menit saja. Nah, bisa saja topik yang diberikan di luar topik yang dikuasai. Contohnya, Nia sangat paham isu kesehatan. Tetapi jika diberikan topik soal ekonomi, bisa jadi dia terbata-bata.
Karena itu Nia rajin browsing topik terkini seputar Indonesia. Nia juga jadi rajin membaca koran. Menurutnya, melakukan diskusi terkait topik di luar jurusan dengan rekan yang ahli di bidang itu juga ampuh menjadi bahan persiapan. Banyak-banyak baca blog tentang pengalaman kandidat yang sukses juga perlu.
Tips lain dari Nia adalah berusaha tetap tenang dan percaya diri. Caranya? Dengan melakukan hal yang dia senangi beberapa hari sebelum tes substansi, seperti jalan-jalan dengan teman, nyalon dan berenang. Dia juga memerbanyak ibadah sunnah dan dzikir saat senggang di sela tes substansi karen bisa membuat dia lebih santai.
Artikel Terkait: Perkembangan dunia pendidikan yang kamu harus tahu!
- Tengok Pendidikan di Finlandia, Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia
- Biaya Kuliah 10 Universitas Swasta Favorit di Indonesia
- Prediksi Biaya Kuliah di Tahun 2025 dan Cara Menyiasatinya
Sodik Wuryanto (26), Universitas Indonesia
Sodik bercita-cita suatu saat menjadi peneliti di bidang mikrobiologi lingkungan. Untuk mewujudkan mimpi itu, dia melamar Beasiswa LPDP pada tahun 2015. Kesuksesannya dalam melewati seluruh proses beasiswa itu membawa dia satu langkah lebih dekat dengan mimpinya. Kini Sodik berkuliah di jurusan Biologi UI dengan peminatan Mikrobiologi.
Menurut Sodik, tahap paling tricky adalah saat pendaftaran, karena dokumennya banyak dan harus teliti agar sesuai persyaratan. Sodik menyarankan agar peminat beasiswa LPDP memastikan semua dokumen sudah siap dalam bentuk JPG atau PDF. Hal ini untuk mempermudah pengunggahan dokumen.
Dia juga mengalami kejadian unik. “Seharusnya saya nggak diproses saat periode pendaftaran karena terlambat satu hari akibat kesulitan mengunggah dokumen. Alhamdulillah, saya tetap diikutkan,” ungkapnya.
Tips dari Sodik adalah agar kandidat memasang wajah bersahabat saat hari H. Supaya bisa dapat teman ngobrol dan saling berbagi tips. Nggak boleh stress dan berusaha memberi jawaban realistis pada pewawancara.
Ardirani Rensyta (23), Australian National University
Rensy langsung mendaftar beasiswa LPDP setelah lulus S1. Alasannya karena dia ingin melihat dunia yang lebih luas. Dia berkuliah di program Master of Project Management di Australian National University, Canberra.
Rensy mengaku hal yang paling tricky selama seleksi adalah saat proses wawancara. Sebab, kamu nggak akan bisa mengganti atau memperbaiki jawaban yang telah kamu utarakan. Apa yang diucapkan saat itu menggambarkan kamu yang sebenarnya. Jadi, kamu harus memikirkan jawaban yang terbaik agar lolos.
Sebenarnya Rensy nggak memiliki tips yang unik supaya bisa lolos seleksi beasiswa LPDP. Menurutnya, cukup tersenyum, tarik nafas, dan minum air putih.
“Ini sangat standar, tapi ampuh. Selain itu sebelumnya memang sudah latihan dulu cara menjawab dan simulasi,” jelasnya.
“Kalau bisa selama proses seleksi substansi, handphone sebisa mungkin di-silent atau ditinggal di dalam tas selama satu hari tes. Gangguan semacam Facebook atau 9gag bisa bikin semua jawaban di otak hilang,” tambah Rensy.
Artikel terkait: Buat kamu yang ingin lanjut kuliah ke luar negeri
- Hindari 5 Kesalahan Ketika Melakukan Wawancara Beasiswa
- Benarkah Lulusan Luar Negeri Jamin Dapat Kerja Lebih Baik
- Rusia Bisa Jadi Solusi Kuliah di Luar Negeri yang Terjangkau. Kamu Tertarik?
Eva Andari (26), Leeds University
Perempuan yang berkuliah di program Health Management, Planning and Policy di Inggris ini mengikuti seleksi LPDP pada Oktober 2015. Baginya, saat itu yang paling menantang adalah sesi wawancara, karena dia nggak memiliki gambaran.
Untuk itu, Eva pun membuat daftar pertanyaan yang mungkin muncul. Eva mencari tahu pertanyaan yang pernah keluar di sesi wawancara sebelumnya dan rajin bertanya pada beberapa awardee. Dia juga melakukan riset mengenai jurusan, rencana kuliah, dan segala yang berhubungan dengan kuliahnya.
Eva menyarankan supaya kandidat LPDP semakin sering berbicara dalam bahasa asing saat waktu tes semakin dekat. Latihan bicara di depan cermin atau direkam di handphone dan didengarkan kembali. Ini dilakukan supaya tahu bagian mana yang harus dikoreksi untuk perbaikan di masa depan.
Eva juga mengalami kejadian unik saat tes wawancara. Ternyata ada pertanyaan di luar daftar yang dia buat, dan itu keluar pertama kali. Salah seorang pewawancara menanyakan hipotesis tesisnya, sementara tesisnya sama sekali belum ditulis!
“Walau sempat bingung, tapi saya menjawab sebisa saya. Untung sebelumnya sudah riset matang-matang, jadi walau belum tahu hipotesisnya, yang penting saya paham proses menulis tesis,” paparnya.
Eva mengaku, supaya nggak gugup pas wawancara, selain menyiapkan materi wawancara, dia juga memikirkan mix and match outfit untuk wawancara biar semakin semangat.
“For me when I look good, I feel much better. Selain itu siapkan juga cemilan saat menunggu giliran wawancara, lapar bikin cranky, lho,” jelas Eva.
Itu tadi cerita dari para penerima beasiswa LPDP tentang poin apa saja yang harus kamu perhatikan dan tentunya tips dari mereka. Semoga bermanfaat buat kamu yang akan mendaftar beasiswa LPDP ya. Semangat dan good luck!
KENNY CAROLINE